SP-PLN Gelar Sapa Milenial & Bedah Buku Komisaris PLN 

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Kehadiran listrik memunculkan budaya baru di kota. Kota yang dialiri listrik akan menjadi kota yang ekonominya lebih maju dari pada daerah yang tidak dialiri listrik. Hal itu juga terjadi di Amerika, Afrika, negara komunis, maupun negara kapitalis.

Keberadaan listrik di tanah raja yang didirikan Soloche Electriciteit Maatschappij (SEM)  ini sangat penting, karena menjadi penanda zaman munculnya modernitas.

Demikian Komisaris PLN Eko Sulistyo dalam kegiatan "Menyapa Milenial dan Bedah buku 'Jejak Listrik di Tanah Raja’  yang digelar Serikat Pekerja (SP)-PLN Regional yakni SP-PLN UIW Sumut, UIKSBU dan UIP Sumbagut di Hotel Adi Mulia Medan, Rabu (30/3/2022).

“Dari buku ini saya ingin menceritakan  listrik juga memiliki pengaruh terhadap perubahan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi dan lainnya,” ungkapnya.

Buku ini, lanjut Eko, juga menjadi pelecut bagi PLN untuk terus memberikan pelayanan maksimal. Memenuhi rasio elektrifikasi hingga 100 persen. Menyasar hingga wilayah terpencil di pelosok negeri.

“Ini menjadi penyemangat untuk kita semua. Kita akan terus mengejar rasio elektrifikasi hingga 100 persen,” pungkasnya.

Lebih jauh dikatakannya, tercatat, sudah 76 tahun PLN menerangi Indonesia tetapi tidak banyak yang mengetahui tentang sejarah bagaimana awal mula perkembangan listrik di Indonesia.

Karenanya salah seorang Komisaris PLN EKo Sulistyo menuangkan sejarah ini ke dalam buku berjudul ‘Jejak Listrik di Tanah Raja’ yang menggambarkan sejarah kelistrikan mulai 1901 hingga 1957.

Melalui buku ini diharapkan masyarakat Indonesia mengetahui sejarah kelistrikan di Indonesia khususnya kaum milenial sebagai generasi penerus bangsa.

Sedangkan Ketua DPP Serikat Pekerja PT PLN (Persero) M Abrar Ali mengapresiasi gelaran bedah buku ini. Ia berharap buku yang mengupas sejara kelistrikan ini bisa menjadi wawasan untuk insan PLN dan milenial tentang kesejarahan.

“Buku ini sangat baik. Ini juga menunjukkan bahwa listrik di Indonesia punya sejarah penting bagi perubahan. Karena listrik menandai awal modernisasi. Tentunya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

Baginya, milenial punya peranan penting. Karena milenial pastinya punya inovasi dan ide-ide segar untuk perubahan. Bagi PLN sendiri, kaum milenial merupakan aset untuk perubahan yang lebih baik.

“Pemahaman tentang sejarah itu sangat penting. Milenial tidak boleh lupa akan sejarah,” ungkapnya.

Abrar juga berharap, acara ini menjadi penguatan gerakan Serikat Pekerja PLN. Acara ini juga menjadi media konsolidasi bagi para pengurus.

“Semoga ini bisa menjadi upaya kaderisasi kepengurusan SP PLN guna mempertahankan eksistensi perjuangan SP PLN Persero,” imbuhnya.

General Manager (GM) PLN UIW Sumut Pandapotan Manurung mengapresiasi Serikat Pekerja PLN yang telah mempersiapkan acara dengan baik. Dia berharap, SP PLN terus berperan aktif dalam upaya pembangunan ketenagalistrikan yang andal.

“Apresiasi dan terima kasih kepada Serikat Pekerja PLN yang sudah berupaya menyelenggarakan acara dengan sedemikian rupa. Semoga SP PLN semakin kuat dan solid,” ujarnya.

Acara Serikat  Pekerja Sapa Milenial dan bedah buku ini turut dihadiri antara lain, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo secara online, Sekretaris Jenderal DPP SP PLN Bintoro Suryo Sudibyo, GM UIK SBU Purnomo, Ketua DPD SP PLN UIW Sumut Akhmad Husin, Ketua DPD SP UIK KITSBU Fathdi Akbar dan Ketua DPD SP UIP Sumbagut Rudy Ikhtiari, Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UIW Sumut Yasmir Lukman, Manajer UP3 Medan Hariadi Fitrianto, Asmen CSR UIKSBU Waldi Gunawan dan lainnya.(Ir/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini