MEDIASELEKTIF.COM – Pilar-pilar sosial diharapkan mampu
memberikan dukungan dan kontribusi yang nyata kepada masyarakat Sumatera Utara
(Sumut), terutama penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Karena itu,
sebagai ujung tombak kesejahteraan masyarakat, juga harus menjaga kekompakan
dan berkoordinasi.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Sekdaprovsu) Sabrina yang mewakili Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy
Rahmayadi pada acara peningkatan Kapasitas Pilar-pilar Sosial sebagai Mitra
Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, Kamis (14/2) di LE Polonia Hotel
dan Convention, Jalan Jendral Sudirman Medan. "Sebagai pilar-pilar
kesejahteraan sosial juga diharapkan tetap menjaga kekompakan dalam
berkoordinasi, sehingga pilar-pilar sosial yang ada di Provinsi Sumut tetap
solid," ujarnya.
Selain itu, katanya, tantangan dan rintangan dalam menjalankan
tugas dan fungsi semakin berat, oleh sebab itu kapasitas para pilar sosial
harus terus ditingkatkan, sehingga dapat menjawab tantangan dan rintangan
tersebut. "Untuk itu saya mewakili Pemprovsu mengharapkan kepada para
pilar sosial tetap berkoordinasi dengan pemerintah, kabupaten/kota bahkan pada
tingkat kecamatan, kelurahan dan desa," jelasnya.
Sebagai dukungan terhadap pilar-pilar sosial dalam menjalankan
peran dan fungsinya, Pemprovsu juga telah melaksanakan berbagai terobosan.
" Pemprovsu sudah memberi dukungan kepada pendamping PKH, dengan
memberikan 473 unit sepeda motor dan 1 unit mobil. Dukungan yang
diberikan kepada pilar-pilar sosial semuanya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Sumut yang bermartabat,"paparnya.
Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Agus
Gumiwang Kartasasmita menyatakan sepedapat dengan Pemprovsu, bahwa keberadaan
pilar-pilar sosial sebagai ujung tombak peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Mensos juga mengapresiasi respons Pemprovsu dan Pemko Medan atas program
Kemensos.
Kepedulian Walikota Medan kepada masyarakat Kota Medan,
lanjutnya, menunjukkan implementasi demokrasi yang tidak hanya dalam bentuk
demokrasi politik, namun juga memperlihatkan bahwa demokrasi bisa ditunjukkan
melalui bidang sosial berupa pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial masyarakat
tanpa terkecuali.
Dikatakannya, pilar-pilar sosial ini sama halnya para relawan
dan yang bersedia bekerja demi masyarakat. Mulai dari penanganan bencana alam
hingga membantu menanggulangi kemiskinan.
"Selain sebagai ujung tombak di bidang sosial, para pilar
sosial juga harus semakin meningkatkan kesetiakawanan sosial yang perlu
dilestarikan, karena kesetiakawanan akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat," ujar Mensos.
Disebutkannya, saat ini angka kemiskinan mencapai 9,66 persen
dan merupakan sejarah bagi Indonesia dengan mencatat angka kemiskinan satu
digit. “Saat ini kita tengah bersama-sama berjuang mengatasi masalah
kemiskinan, dan hasilnya sudah nampak dari angka kemiskinan yang mencapai 9,66
persen. Pencapaian penurunan angka kemiskinan tersebut tentunya bukan kebetulan
atau tidak terencanakan, namun merupakan upaya yang terencana dan dilaksanakan
secara sinergi antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan
stakeholder-stakeholder lainnya,” kata Agus.
Banyak faktor yang mendukung penurunan angka kemiskinan, salah
satunya melalui kontribusi pelaksanaan program-program penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. “Program-program pemerintah yang terstruktur seperti
program Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), dan
program lainnya,” katanya.
Turut hadir pada acara tersebut Kadis Sosial Provsu
Rajali, Anggota DPR RI Mutia Hafiz, Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution.
Serta perwakilan pilar-pilar sosial, yakni Karang Taruna, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM), dan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSM).(cok/ms)