Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) diikuti 7 tim sedangkan Debat Bahasa Inggris (NUDC) diikuti 5 Tim yang akan dinilai dengan 4 juri yakni Dr Isli Iriani Pane MHum. (Kepala Pusat Bahasa Unimed). Dr Wisman Hadi SPd MHum. (Kaprodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Unimed) Hot Maringan Samosir SSos. SE (Medan Debaters Forum (MDF), dan Selamat Husni Hasibuan.
Pembukaan NUDC dan KDMI dihadiri Wakil Rektor III Prof Dr Sahat Siagian MPd, seluruh Wakil Dekan III di lingkungan Unimed, beserta juri dan seluruh mahasiswa peserta KMDI dan NUDC.
Wakil Rektor III Prof Dr Sahat Siagian MPd. pada pembukaan acara menyampaikan debat bukan hanya lomba berbicara dan berargumen tetapi substansi yang dipermasalahkanlah yang menjadi bahan penilaian ketika substansi bisa menjadi topik bahasa yang sempurna dari cara mengungkapkan wawasan berpikir yang dikaitkan dengan konsep tersebut.
"Betapa indahnya kalimat yang mengalir dan bagaimana bagusnya ketika berdebat dapat menahan emosi, bisa menahan kapan berbicara dan bisa menutup kekurangan kawan satu tim," ungkapnya sembari mengemukakan manfaatkan waktu walaupun tidak seperti biasanya persiapan KDMI dan NUDC sangat tiba-tiba, ia berharap tidak mengurangi makna dari pelaksanaan kegiatan ini.
"Seperti kita tahu, banyak kendala yang kita lalui, terutama dengan situasi Covid-19 ini. Harapan kami kepada mahasiswa bisa memberikan hasil yang maksimal sehingga nanti siapaun perwakilan dan siapapun yang menjadi juara itu adalah hasil dari kerja keras kita masing-masing," paparnya.
Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang sangat berarti didalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan prestasi-prestasi gemilangnya, tidak hanya di Unimed akan tetapi di tingkat wilayah maupun Nasional.
"KDMI dan NUDC merupakan program tahunan Dirjen Belmawa dengan tujuan untuk menunjukkan kemampuan terbaik mahasiswa dalam berpikir kritis dan berkomunikasi, meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan jejaring antar perguruan tinggi, memupuk rasa kesatuan dan kebanggaan terhadap kebhinekaan bangsa dan budaya," paparnya. (Irn/MSC)
