Peran PT Dalam Pembangunan SDM Penting

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Peran perguruan tinggi (PT) dalam pembangunan SDM sangat penting, di mana perguruan tinggi merupakan lokomotif terdepan dalam pengelolaan bonus demografi yang dimiliki Indonesia agar tidak menjadi sesuatu yang negatif. 


Pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci penting untuk meningkatkan peradaban Indonesia.

Demikian Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin SSos MSi, dalam pengantarnya sebagai moderator Kuliah Umum FISIP USU untuk Penyambutan Mahasiswa Baru FISIP USU Tahun 2020, kemarin.

Kuliah umum bertajuk “Human Capital Unggul Pondasi Indonesia” yang menampilkan Koordinator Staf Khusus Presiden RI Dr AAGN Ari Dwipayana MA, dan melalui aplikasi zoom.

Muryanto Amin memaparkan porsi pembangunan SDM itu harus lebih besar dari pembangunan infrastruktur, untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus moral manusia Indonesia. Karena itu, sambung Muryanto, salah satu tugas penting perguruan tinggi mengelola mahasiswa agar memiliki talenta dan berkarya untuk kemajuan bangsa Indonesia.

“Kunci pembelajaran sumber daya manusia adalah menumbuhkembangkan kepercayaan (trust) agar memiliki akar ke-Indonesia-an yang kuat. Bukan hanya meraih prestasi tapi juga hingga ke akar rumput,” ujar Muryanto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Forum Dekan Ilmu Sosial (Fordekiss) itu.

Dalam webinar tersebut, Dr Ari Dwipayana yang merupakan salah seorang alumni Universitas Gadjah Mada memaparkan, bahwa SDM unggul dimulai dari sisi kesehatan. Sebab dengan kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas mampu dicapai. 

Selain itu, sistem pendidikan juga harus menjangkau seluruh warga dengan kualitas yang merata. “Link and match dengan dunia industri dan disertai dengan penguatan karakter kebangsaan,” bebernya.

Ari berpesan kepada para mahasiswa, agar selalu berpikir kritis serta membangun karakter untuk saling bekerjasama.

"Kita mulai dari kandungan ibu, dengan memperbaiki gizi ibu hamil dan jangan sampai terjadi kasus stunting (cebol). Kita masih prihatin karena kasus stunting di Indonesia tahun 2019 mencapai 27,70 persen. Kita ingin angka stunting itu mencapai 20 persen. Cara selanjutnya adalah dengan memperbanyak fakultas kedokteran di Indonesia, sehingga dokter yang tersedia semakin banyak untuk melakukan preventif," tuturnya.

Ia meminta perguruan tinggi melakukan hilirisasi hasil-hasil penelitian para dosen. "Hasil-hasil penelitian para dosen itu harus diaplikasikan ke dunia industri dan pemerintahan," paparnya. (Irn/MSC)



Share:
Komentar

Berita Terkini