Rektor: Sinergitas Penyelenggara Pemilu, Stakeholder dan Pemangku Kepentingan Harus Terjalin Jauh Sebelum Tahapan Pemilu Dimulai

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Sinergitas antara penyelenggaraan Pemilu harus dilakukan tidak hanya saat tahapan penyelenggaraan saja, tetapi harus dibangun dan dirancang antar lstakeholder pemangku kepentingan. Hal ini sebagai persiapan menjelang pemilu serentak agar terencana dengan baik, sehingga potensi masalah yang ada di daerah maupun nasional bisa diantisipasi.

Demikian Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin SSos MSi saat menjadi pembicara dalam Webinar Nasional bertema ‘Sinergisitas Penyelenggaraan Pemilu dengan Pemangku Kepentingan dalam Mensukseskan Pemilu Serentak Tahun 2024’, Kamis (7/10/2021). 

Mury menjelaskan ada 6 poin yang perlu dilakukan penyelenggara pemilu agar Pemilu menjadi lebih berkualitas. Pertama, menghitung prinsip efisiensi dalam penyelenggaraan pemilu serentak. Kedua, KPU perlu membuat tagline kampanye untuk memperkecil konflik dalam pemilu.

“Materi tagline perlu dibuat agar masyarakat bisa berteman, dalam setiap kompetisi pasti ada orang yang kalah. Kalau dianggap musuh bukan dianggap kompetisi tapi pertarungan. Sekarang sudah banyak anak-anak muda yang membuat materi tagline itu,” ungkap mantan Dekan FISIP USU ini.

Ketiga, memperbanyak peran pemilih muda sebagai role model yang mensosialisasikan tentang nilai-nilai pilihan politik menentukan kualitas hidup bernegara. “Tokoh-tokoh masyarakat harus ikut melibatkan anak muda di situ, bisa dilakukan sosialisasi atau campaign yang masif. Berikan informasi mengenai pentingnya datang ke TPS,” ucapnya.

Keempat, menyusun proses pelaporan data keuangan kampanye dari tim sukses dan caleg secara digital. Kelima, desain di TPS harus disederhanakan, ada SOP yang lebih ringkas, dan memberikan informasi yang masif tentang tata cara memilih kepada peserta pemilu. Terakhir, perlunya mempertimbangkan faktor-faktor non-instutisional dalam mendorong angka partisipasi warga.

Bersama Walikota Medan, Bobby Nasution yang menjadi pemantik diskusi, rektor menjelaskan tentang efisiensi, sinergitas dan poin-poin kesuksesan penyelenggaraan Pemilu. 

Hasil riset mengenai Pemilu serentak 2019 mengatakan, Pemilu dianggap lebih efisien jika dilaksanakan serentak tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan perkiraan awal. Dari sisi waktu, terlihat proses perhitungan yang memerlukan perpanjangan waktu. Sedangkan dari sisi biaya anggaran yang dikeluarkan ternyata lebih besar 2 kali dibanding dengan Pemilu 2014.

Rektor  juga menilai dalam Pemilu serentak, program calon presiden jauh lebih banyak menyita perhatian publik dan media konvensional maupun media sosial ketimbang calon anggota legislatif.

“Selain itu, perlu diuji apakah benar Pemilu serentak ini bisa mengurangi poltical fatigue, karena kelelahan politik justru terjadi karena tingkat kompetisi Pemilu yang sangat keras, pemilih sering disuguhi isu kebencian ketimbang ide dan gagasan, sehingga terpecah menjadi 2 kubu yang bersaing,” ungkapnya.

Pemilu serentak memang terbukti meningkatkan partisipasi masyarakat, namun perlu diuji apakah partisipasi ini karena kerasnya kompetisi ketimbang alasan ideologis atas ide dan gagasan. "Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas pilihan,” imbuhnya.

Sementara Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution menegaskan bahwa masyarakat merupakan penyukses pemilihan. Karena itu, meskipun beberapa tahun lagi, sudah banyak masyarakat yang membicarakan tentang pemilu 2024.

Bobby berharap penyelenggara Pemilu memperhatikan tingkat partisipasi masyarakat karena semakin tinggi tingkat partisipasi, maka kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi juga kian berkualitas.

“Ini harus dipastikan bagaimana peran serta masyarakat bisa lebih ditingkatkan,” tegas Bobby.

Ketua KPU Kota Medan Agussyah Ramadani Damanik menjelaskan bahwa kesiapan pemilu diukur dari banyak hal, baik dari aspek penyelenggaraan, regulasi dan kerja sama para pemangku kepentingan.

”Persiapan yang matang akan memberikan hasil yang baik. Tak hanya prosedurnya saja, tapi substansi demokrasi kita sangat penting, bagaimana lahir proses pemilu yang berkualitas jujur dan adil, lahir juga pemimpin kita yang bisa menjalankan amanah dari rakyat,” ujarnya. (Ir/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini