Menko PMK "Aksi Nyata Revolusi Mental" di USU, Tanam Sepuluh Juta Pohon

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan penanaman pohon dalam kegiatan "Aksi Nyata Revolusi Mental Kota Medan Penanaman Sepuluh Juta Pohon" di Area Taman dan Kandang Rusa Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu (6/7/2022). Bersama perwakilan sejumlah perguruan tinggi di Kota Medan, Kemenko PMK berkomitmen mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. 

Dikatakan Menko PMK, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengeluh kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI yang menegaskan banyaknya "pepesan kosong" terkait sejumlah kegiatan program penanaman pohon. Seperti "Program Penanaman Seribu Pohon" nyatanya yang ditanam hanya lima pohon, kemudian "Program Penanaman Sejuta Pohon" ternyata hanya seratus pohon. "Bibitnya gak ada cuma dibilang sejuta pohon,"ucap Presiden.

Karenanya, ketika adanya instruksi  pihaknya ketika menyampaikan kepada Presiden akan menggelar kegiatan serupa yang paling utama yakni terkait kepastian adanya bibit pohon yang akan di tanam.

Saat ini presiden sedang berada dipuncak semangat terkait pengembangan pusat pusat pemeliharaan bibit di beberapa lokasi.

"Presiden juga menyarankan setiap ada pembangunan pemukiman harus menyertakan penyiapan bibit-bibit tanaman,"  ujarnya sembari menyampaikan ke depannya ia akan mendata USU terkait tindak lanjut program penanaman sepuluh juta pohon. Berapa yang ditanam di USU guna dilaporkan ke presiden. 

"Kita akan sampaikan program sepuluh juta pohon yang penanamannya dipelopori Rektor USU," tegasnya seraya menyampaikan saat ini tengah berlangsung tiga wabah dunia berturut-turut yakni pertama pemanasan global (global warming), Covid-19 dan terakhir konflik Rusia dengan Ukraina. Kesemuanya berdampak sangat besar terhadap dunia.

Global warming dipicu eksploitasi sumberdaya alam, menghasilkan karbon sebagai efek rumah kaca secara global serta menimbulkan anomali musim.

"Kita tidak tahu lagi kapan musim hujan dan kemarau serta melelehnya es di kutub utara sehingga menyebabkan naiknya air laut sehingga mengancam pulau-pulau bakal tenggelam, abrasi dan banjir rob. Semuanya dampak anomali musim," paparnya seraya menyampaikan salah satu solusinya tidak lain dengan mengembalikan ekosistem global kepada yang semula yakni dengan reforestrasi (penghijauan). Di mana kita mengubah perilaku dari "Cinta Menebang" menjadi "Cinta Menanam" ini merupakan solusi jitu menahan laju pemanasan global saat ini.

Sebelumnya, Rektor USU Dr Muryanto Amin SSos MSi dalam sambutannya pada kegiatan ini mengapresiasi gerakan revolusi mental secara nasional ini harus memberikan dampak positif bagi kehidupan kita kesehariannya.

Dikatakannya kegiatan penanaman pohon secara simbolis ini memiliki arti penting sebab menanam satu pohon lebih sulit dari menebang pohon. Ini mengajarkan kepada anak didik khususnya mahasiswa bagai mana penting menjaga lingkungan khususnya pohon.

Ini terkait dengan isu strategis secara global terkait perubahan iklim.

"Gerakan ini akan ditindak lanjuti saat penerimaan mahasiswa baru di mana USU memiliki 9.000 mahasiswa dan lahan 300 hektar di kampus USU di Kwala Bekala. Nanti akan kami tanami berbagai pohon juga dilaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak sehingga kampus itu nantinya akan menjadi motor bagi pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar," tegasnya.

Selanjutnya, dipenghujung acara dilaksanakan seremonial penanaman pohon di mana Menko PMK menanam pohon Sukun, mewakili Wagubsu pohon mangga, Rektor USU pohon manggis, perwakilan mahasiswa pecinta alam pohon Alpukat.(Ir/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini