MEDIASELEKTIF.COM - Beras tinggal satu muk di dalam rumah, pasangan suami istri yang tinggal di Dusun VI Desa Sialang Buah,Kecamatan Teluk Mengkudu,Serdang Bedagai, Sumatera Utara, tidak sarapan pagi dan belum makan siang. Saya dan suami duduk di depan rumah persis di bawah Pohon Mangga merenungi nasib. Kenapa la begini nasib, itulah ungkapan di dalam hati.
Bukan hanya merenung kata Poniyah (istri) usia 67 tahun, kepada Ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kabupaten Sergai, Zuhari, Minggu (11/5/2025), ia sempat memarahi Ponirem (65), suami tercinta, dikarenakan tidak bisa membelikan gula untuk saya, tapi bukan Gula Pasir biasa, melainkan gula rendah kalori,sebab saya menderita sakit gula.
"Tidak ada uang ternyata bisa memicu ia dan suami bertengkar dan sempat emosi dengan nada sedikit tinggi memarahi suami di bawah teriknya Matahari. "
Wajar memang suami yang setiap hari bekerja sebagai Abang Betor membawa antar jemput bahan bangunan dari Panglong tidak mau membelikan permintaan saya, karena ia hanya punya uang Rp.20 ribu, sementara harga gula rendah kalori diatas Rp.20 ribu dan sudah dua hari dia (suami) tidak ada sewa, jadi tidak ada juga pegang uang banyak. Ungkap Poniyah dengan air mata menetes.
Diungkapnya lagi, sebenarnya Ponirem menderita sakit TBC kronis sudah cukup lama, bolak balik mengeluarkan darah saat batuk dan tidak bisa kerja berat lagi, tapi kalau tidak kerja mau makan apa di rumah.
Sementara bantuan sosial yang diterima dari pemerintah pusat pada Bulan Puasa kemarin itu tahun 2025 ini sudah habis. Saat saya marahi kata Poniyah, dia (suami) hanya punya uang Rp.20 ribu, ternyata untuk pegangan beli minyak Beca barang bermotor sebagai kendaraan setiap hari membawa bahan bangunan dari Panglong harus diisi juga. Kalau tidak diisi, gimana jika tiba-tiba ada panggilan sewa. Bebernya.
Beras satu Muk itu direncanakan akan dibuat bubur, biar bisa dimakan siang dan malamnya, sebab, saya dan suami tidak punya uang untuk membeli tambahan beras maupun lauk pauk. "Sungguh malang benar nasib yang kami alami sekarang ini. Ungkapnya.
Terus terang jika tidak Bapak yang belikan nasi bungkus dan beri bantuan beras,mungkin makan bubur saja berasal dari beras satu Muk yang ada di dalam rumah berdinding Tepas bolong sana sini dan nyaris mau tumbang dengan berlantai tanah di dapur, beratap seng bocor, berdiri di atas tanah orang lain. Beber Poniyah.
Ketua SMSI Sergai Bawa Bantuan
Alhamdulillah, saya do'akan Zuhari selaku pimpinan atau Ketua Serikat Media Siber Indonesia Kabupaten Serdang Bedagai senantiasa sehat, diberikan rezeki oleh Allah SWT, dijauhi dari orang-orang iri dan dengki dan diberikan keselamatan setiap hari.
Kedatangan Zuhari ini sebut Poniyah, memang tepat sekali waktunya, saya sudah tanya ke suami kemarin, gimana ini beras sudah mau habis, dia (suami) malah terlihat kebingungan. Bersyukurlah hari ini Allah memberikan pertolongan melalui Zuhari datang ke rumah jelek ini membawa bantuan Beras,Gula Pasir dan Minyak Goreng. Terima kasih banyak. Ungkap Poniyah dan Ponirem dengan nada sedih sembari mengusap air mata yang keluar.
Sementara Ketua SMSI Sergai Zuhari, menyampaikan bahwa bantuan ini hanya untuk meringankan beban nenek dan kakek dalam beberapa hari saja dan kebetulan ada rezeki, makanya saya berbagi kepada nenek dan kakek. Semoga bermanfaat.
Mohon do'anya agar saya diberi rezeki oleh Allah SWT secara terus menerus sehingga bisa berbagi rezeki kepada orang miskin yang lain dan do'akan saya agar dijauhi dari orang -orang iri, dengki dan do'akan juga agar saya tidak sombong, ucap Zuhari disela-sela makan siang bersama keduanya yang ditemani seorang cucu di bawah pohon mangga di pinggir jalan umum.(Rel/MSC)