MEDIASELEKTIF.COM - Dua mantan anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI), Arianto Susetyo Zatmiko alias Fattahudin Zatmiko dan Dedek Nurjannatah, menggelar kegiatan Tabligh Akbar dan santunan untuk kaum duafa di Masjid Baitul Falah, Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Selasa (27/5/2025).
Acara ini mengusung tema "Sinergi Membangun Negeri" dan dihadiri oleh sekitar 100 jemaah dari berbagai kalangan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen para mantan anggota kelompok radikal yang telah menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kembali pada ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Dalam tausiyahnya, Arianto Susetyo Zatmiko menyampaikan ceramah bertajuk "Takfir: Ketika Saudara Seiman Dianggap Kafir". Ia menekankan bahwa fenomena saling mengkafirkan sesama Muslim merupakan ancaman besar bagi persatuan umat.
“Takfir adalah tindakan berbahaya yang bisa memecah belah umat Islam. Bahkan, orang yang melakukan takfir tanpa dasar yang benar bisa tergelincir dalam kekufuran itu sendiri,” ujarnya.
Arianto merujuk pada QS. An-Nisa: 94 yang mengingatkan umat Islam agar berhati-hati dan tidak mudah mengkafirkan orang yang mengucapkan salam dan menunjukkan tanda-tanda keimanan. Ia juga mengutip fatwa para ulama bahwa tidak setiap kesalahan dalam ijtihad harus dibalas dengan pengkafiran.
Sementara itu, Ustaz Dedek Nurjannatah, yang juga mantan anggota JI, menyampaikan materi dengan tema "Merawat Ukhuwah, Menolak Perpecahan". Ia mengajak jamaah untuk menjadikan ukhuwah Islamiyah sebagai pondasi utama dalam membangun umat dan bangsa.
“Ukhuwah adalah karunia besar dari Allah. Jangan sampai kita kembali pada perpecahan yang hanya melemahkan kekuatan umat,” tegasnya.
Dedek mengutip QS. Al-Hujurat: 10 yang menegaskan bahwa sesama orang beriman adalah saudara, dan harus saling mendamaikan jika terjadi perselisihan. Ia juga menyampaikan beberapa solusi menjaga ukhuwah, seperti menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai dasar pemersatu, tidak fanatik terhadap kelompok tertentu, serta meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
Setelah tausiyah, acara dilanjutkan dengan penyaluran santunan kepada warga kurang mampu di Desa Sidomulyo. Bantuan diserahkan secara langsung kepada para penerima sebagai bentuk kepedulian sosial dan penguatan hubungan antara ulama dan masyarakat.
Sebagai penutup kegiatan, Arianto mengajak seluruh peserta untuk memperkuat komitmen kebangsaan.
“Mari kita jaga keutuhan negara kita tercinta dengan menaati aturan dan peraturan yang berlaku. Kita bangun negeri ini bersama, dalam semangat damai dan ukhuwah,” ujarnya dalam pernyataan penutup.
Kegiatan
ini mendapat apresiasi dari masyarakat setempat yang berharap kegiatan serupa
bisa terus dilaksanakan untuk membangun harmoni dan pemahaman Islam yang lebih
damai dan moderat di tengah masyarakat.(Cok/MSC).