Dari Mushola Terlantar ke Pusat Peradaban, Kisah Inspiratif Ustadz Soleh dan Inovasi “Jajan Berkah” di Pakpak Bharat

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Satu perjalanan inspiratif terjadi di Desa Boangmanalu, Kecamatan Salak. Mushola At Taubah yang nyaris roboh dan sepi jamaah, kini bertransformasi menjadi pusat aktivitas keagamaan yang gemuruh, berkat ketekunan dan visi seorang pria berhati mulia, Muhammad Soleh.

Kisah kebangkitan ini menarik perhatian Plt. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Salak, Muhammad Zulpikar Harahap, S.H., yang menyempatkan kunjungan pada Rabu (17/9/2025) di tengah kesibukannya. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya KUA mendorong prinsip keilmuan dan inovasi dalam tata kelola masjid dan mushola.

Mushola At Taubah adalah hibah dari almarhum Patut James Manik (PJ Manik), seorang pendakwah yang tak kenal lelah. Namun, sepeninggalnya, bangunan papan itu lapuk, terlantar, dan hampir roboh. Jamaah yang awalnya 20 kepala keluarga (KK) nyaris sirna pada 2023. 

Tidak ada lagi sholat berjamaah yang terdengar.

“Saya merasa terpanggil dan sedih melihatnya,” ujar Ustadz Soleh, yang kemudian merangkul warga untuk menghidupkan kembali mushola tersebut.

Menjadi Ketua Badan Kemakmuran Mushola (BKM) bukan perkara mudah. Dengan tekad bulat, ia menjalin jejaring dengan berbagai pihak, baik lokal maupun organisasi dakwah luar daerah, untuk mewujudkan visi besarnya: 

“Menjadikan Masjid sebagai Pusat Peradaban Manusia” dan suatu saat nanti mengubah mushola ini menjadi masjid yang mendunia.

Kunci transformasi ini adalah pemanfaatan teknologi digital. 

Ustaz Soleh, dengan semangatnya yang tak pudar, aktif membagikan setiap kegiatan di media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan melalui website resmi.

“Bermimpi itu tidak bayar, kenapa tidak? Asal diikuti aktualisasi, kesabaran, dan kemauan,” tuturnya membagikan kunci sukses.

Namun, yang paling menyentuh adalah inovasi program sosialnya untuk memakmurkan jamaah. Mushola At Taubah meluncurkan program “Jajan Berkah” dan “Sembako Berkah,”Ustad Soleh menjelaskan, konsep Jajan Berkah yaitu, Setiap anak yang hadir sholat berjamaah Maghrib, Isya, dan Subuh mendapat insentif Rp 25.000. 

Kehadiran mereka dicatat dengan sistem absensi yang rapi. Sembako Berkah, Setiap pasangan suami-istri yang aktif berjamaah secara mingguan mendapat satu tabung gas 3 kg dan 1 kg gula.

“Program ini bukan sekadar memberi, tetapi membangun kebiasaan dan kemakmuran berjamaah dari anak-anak hingga dewasa,” ucapnya.

Untuk meyakinkan donatur, Ustaz Soleh memasang CCTV yang bisa dipantau publik. Setiap pengajian dan kegiatan ibadah disiarkan dan dibagikan secara transparan. Hal ini membuat donasi mengalir dari mana saja, dari hamba-hamba Allah yang tergerak.

Bahkan, yang luar biasa, konten TikTok yang dikelolanya telah menghasilkan “pundi-pundi receh” yang digunakan untuk membiayai semua programnya. Saat dikunjungi Kepala KUA dan penghulu CPNS, beliau menunjukkan bagaimana media sosialnya sudah menghasilkan untuk kemasjidan.

Di usianya yang telah memasuki kepala lima, Ustaz Soleh adalah pribadi yang visioner dan dermawan. Ia mewakafkan dirinya sepenuhnya untuk mencetak insan yang senang beribadah. Tantangan, fitnah, dan cemoohan dihadapinya dengan santai dan ikhlas. Keyakinannya teguh: “Allah ada bersamanya.”

Tamu dari luar daerah pun silih berganti datang untuk membantu perjuangannya. Semua motivasi ini dijadikannya sebagai motor untuk selalu menebar kebaikan.

Kisah Ustaz Soleh adalah bukti bahwa usia bukan halangan untuk berinovasi dan berbuat besar.  

Perjuangannya adalah inspirasi nyata bahwa dengan kemauan, keikhlasan, dan sedikit kreativitas digital, siapa pun bisa memakmurkan rumah Allah dan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.(Rel/MSC)

Share:


Komentar

Berita Terkini