MEDIASELEKTIF.COM - Realisasi inflasi awal tahun terjaga. Di awal tahun
2019, tekanan inflasi Sumatera Utara tercatat sebesar 0,20% (mtm), sedikit
meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,1 5% (mtm). Meski
demikian, realisasi ini lebih rendah dibandingkan rata — rata inflasi bulan
Januari tiga tahun terakhir (0,68%, mtm) dan juga dibawah realisasi inflasi
nasional (0,32%, mtm).
Inflasi yang terkendali tersebut didukung oleh terjaganya pasokan,
tercermin pada inflasi bahan makanan yang relatif rendah di tengah kenaikan
tekanan inflasi pada kelompok transportasi. Apabila melihat hasil Survei
Penjualan Eceran Bank Indonesia pada bulan Januari 2019, terdapat indikasi daya
beli masyarakat masih cukup baik tercermin pada kenaikan indeks komoditas
makanan, minuman, dan tembakau serta peralatan rumah tangga yang
mengindikasikan,” hal ini dikatakan Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan
Sumatera Utara Andiwiana dalam siaran persnya Jumat (1/2/2019) sore.
Menurutnya, kelompok transportasi menjadi sumber inflasi Januari 2019.
Komoditas angkutan udara menjadi sumber inflasi utama dengan andil 0,34% (mtm)
terhadap inflasi bulanan. Tekanan inflasi pada komoditas ini didorong oleh
penyesuaian strategi penjualan tiket angkutan udara yang dimulai pada akhir
tahun 2018.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH), rata-rata harga tiket pesawat
pada bulan Januari tercatat di kisaran Rp2,04 juta, meningkat hingga 12% dari
bulan sebelumnya berada di kisaran Rpl ,8 juta.
Selain itu, tekanan inflasi juga bersumber dari beberapa komoditas
perikanan. Ikan kembung, ikan dencis, dan ikan tongkol menjadi sumber komoditas
inflasi dengan total andil 0,09% terhadap inflasi bulanan. Curah hujan cukup
tinggi di pesisir barat disinyalir menyebabkan penurunan frekuensi aktivitas
nelayan, sehingga pasokan ikan segar terbatas.
Pasokan hortikultura yang melimpah menahan inflasi lebih lanjut. Cabai
merah menjadi sumber deflasi utama dengan andil -0,49% (mtm). Penurunan harga
terjadi di seluruh kota IHK sejalan dengan masuknya periode panen raya di
sentra — sentra produksi.
Berdasarkan pemantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional
(PIHPS), rata — rata harga cabai merah di Sumatera Utara pada bulan Januari
2019 mencapai Rp18.280,00 jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan
sebelumnya sebesar Rp23.860,00.
Secara spasial, perkembangan harga tertinggi
dirasakan di Kota Padangsidimpuan. Kota
Padangsidimpuan menjadi kota dengan inflasi tertinggi dibandingkan
dengan kota IHK di Sumatera Utara lainnya, yaitu sebesar 0,46% (mtm).
Hal ini terkait dengan pola konsumsi masyarakat Kota Padangsidimpuan
terhadap komoditas ikan-ikanan yang sedang mengalami kenaikan harga.
Sebaliknya, kota Sibolga menunjukkan koreksi harga dengan realisasi deflasi
0,03% (mtm) yang ditengarai karena mendapatkan pasokan cabai merah yang
berlebih dari panen raya di sentra produksi Mandailing Natal dan Tapanuli
Utara.
Kedepan, tekanan inflasi diperkirakan masih sesuai dengan pola
tahunannya. Faktor yang dapat menahan Iaju inflasi adalah masih berlangsungnya
panen raya hortikultura dan tanaman pangan pada periode Februari dan Maret.
Sementara, faktor yang dapat mendorong laju inflasi adalah perayaan Hari Besar
Keagamaan Nasional Imlek dan penyesuaian harga pengiriman barang melalui jalur
transportasi udara.(zal/ms)