KAMI Tapanuli Utara Adakan Diskusi Polemik Wacana Universitas Negeri Tapanuli Raya

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Kaum Milenial Indonesia wilayah Tapanuli Utara mengadakan diskusi virtual dengan tema Polemik Wacana Universitas Tapanuli Raya Selasa (15/9/2020). 

Adapun narasumber yang ikut memberikan pandangannya di dalam diskusi ini adalah Drs. Nikson Nababan M.Si selaku Bupati Tapanuli Utara, Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, Deny Kurniawan, M.Sc, PhD selaku Koordinator Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Akademik dan Dr. Ir. Ridwan Anzib, M.Sc selaku Direktur Kelembagaan mewakili Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Republik Indonesia dan Hokkop Situngkir, S.T, IR selaku Founder dan Executiv Director ID Next Leader. 

Diskusi ini dimulai dengan kata sambutan dari Prihartini Simbolon selaku Direktur Wilayah Sumatera Utara dan dipandu oleh Artinus Hulu sebagai moderator. 

Webinar yang diselenggarakan pada Selasa, 15 September 2020 via Aplikasi Zoom Meetings ini diikuti oleh berbagai kalangan seperti Mahasiswa, Dosen IAKN, Pegiat Sosial Budaya, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, Pemuda, dan beberapa dosen dari kampus lainnya seperti USU dan lainnya. 

Peserta yang hadir/join dalam webinar Kaum Milenial Indonesia mencapai 79 orang. 

Pada sesi pemaparan materi pertama oleh Nikson Nababan selaku Bupati Tapanuli Utara menyebutkan bahwa sudah waktunya desa tidak lagi menyumbangkan sumber daya manusianya ke kota. 

Akan tetapi, bagaimana daerah sudah bisa mengelola sumber daya manusianya sendiri. Ini juga bisa membangun perekonomian dengan mendatangkan mahasiswa dari luar kota masuk ke daerah Tapanuli.

Sementara Menurut Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) merupakan salah satu institut negeri keagamaan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sebuah perguruan tinggi.

Apabila sebuah perguruan tinggi maju dapat membuat kotanya semakin maju juga. Maka harapannya pendirian UNTARA bisa menjadi model penggerak, menjadi wahana untuk mengikuti perubahan, sebagai pengembangan kreativitas dan bisa menjadi cagar budaya serta kearifan lokal. 

Bahkan beliau menyebutkan bahwa bisa jadi Tapanuli Utara menjadi kota “Malang”nya Sumatera Utara. 

Deny Kurniawan, M.Sc, PhD Koordinator Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Akademik Dr. Ir. Ridwan Anzib, M.Sc Direktur Kelembagaan Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menyampaikan bahwa Tapanuli Utara memiliki beberapa pendidikan tinggi seperti Akper Pemkab, IAKN dan UNITA. Sesuai dengan Surat Menteri Keuangan bahwa ada daerah yang terdapat  moratorium terkait PTN dan PTS. 

Moratorium memiliki daerah khusus dan sesuai kebutuhan. Pendirian PTN dapat dilakukan apabila hasil evaluasi dan pengkajian menyimpulkan bahwa diperlukan pendirian PTN.  Selama pemerintahan Jokowi belum ada pendirian Perguruan Tinggi Negeri (PTN).  Proses pengubahan dari IAKN menjadi UNTARA ini kemungkinan bisa memakan waktu dan proses yang sangat panjang karena melibatkan beberapa pihak terutama kementerian.  

Hokkop Situngkir Founder and Executive Director ID Next Leader Hokkop Situngkir sebagai pemateri terakhir berpendapat Indonesia butuh gaya kepemimpinan yang baru menghadapi dunia yang baru yaitu dengan adaptif dan kerja cepat  Orientasi Hasil dan Inovatif. Cara yang sudah diikuti belum tentu yang terbaik, harus terus melakukan uji coba terhadap cara baru. 

Hal ini akan membawa kita kepada Daya Saing yang baik, Pemerataan Pembangunan, Kualitas Hidup dan SDM yang Terampil.

Peserta diskusi juga menyampaikan pendapatnya, seperti Wilmar Simanjorang (Mantan PJ Bupati Samosir) menyampaikan bahwa hadirnya Universitas Negeri di Tapanuli akan berdampak baik terhadap kemajuan berbagai sektor di Tapanuli Raya. 

Sedangkan Simion Harianja yang merupakan salah satu Dekan di Institut Agama Kristen Negeri menyampaikan mulai sejak abad ke 16, IAKN sudah dikenal sebagai lembaga pencetak guru, khususnya guru agama kristen. IAKN dikenal dan menjadi poin emas di Tapanuli Raya,  sangat disayangkan bila IAKN harus ditransformasi menjadi UNTARA.

Polemik antara pro dan kontra terkait tema webinar tersebut berlangsung selama diskusi. Kaum Milenial Indonesia yang merupakan organisasi kepemudaan dimana di dalamnya didominasi oleh Mahasiswa berharap semua masyarakat Tapanuli Utara khusunya anak muda ataupun milenial mulai melek dengan wacana yang digaungkan oleh Pemerintah. Milenial harus terus bergerak dan berdiri walau sedang diuji pandemi karena melalui diskusi ini juga KAMI mengajak masyarakat semua untuk lebih partisipasi aktif dalam setiap kebijakan yang akan dicanangkan oleh Pemerintah.(Rel/MSC)

 

Share:
Komentar

Berita Terkini