Penuhi Kebutuhan Listrik Sebulan, USU Habiskan Rp1,6 Miliar

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Penggunaan energi listrik di Universitas Sumatera Utara (USU) saat ini cukup membebani, di mana dalam sebulan menghabiskan dana sebesar Rp 1,6 M untuk memenuhi kebutuhan di kampus.

Karenanya begitu ada penawaran untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan kampus, USU sangat antusias untuk terlibat dan konsern mewujudkannya.

Demikian Rektor USU Dr Muryanto Amin SSos MSi dalam sambutannya pada penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara USU dengan PT AfterFIT Indonesia di Ruang Kerja Rektor USU  Gedung Biro Pusat Administrasi USU, Rabu (7/4/2021).

MoU ini dihadiri langsung President Director PT AfterFIT Indonesia Cota Saito didampingi Project Development Manager Kemas Aulia Rahman dan Medhat Kemal.

Dr Muryanto mengharapkan agar Project PLTS di USU dan pelaksanaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dapat segera terlaksana. Untuk itu ia mengucapkan terima kasih kepada PT AfterFIT Indonesia yang telah mempercayakan USU sebagai pilot project pertama untuk kampus.

Meskipun demikian, Rektor juga mengakui guna mewujudkan PLTS yang merupakan EBT di USU, menggantikan energi yang boros dan mahal juga bukan murah dan mudah. 

“Kita belum terbiasa dan familiar, serta tidak murah juga. Jadi sebaiknya, sesudah penandatanganan MoU kita dapat bertemu lagi dan berdiskusi intensif untuk membahas lebih lanjut tentang teknis pelaksanaannya," paparnya.

Terkait penggunaan EBT, Rektor juga menyampaikan sebelumnya USU juga telah merintis penggunaan energi tersebut di atas gedung biro rektor terdapat proyek percontohan yang dihasilkan dari project UI GreenMetrics. Di mana di dalam penilaian penggunaan EBT USU masih berada di urutan ke-14.

“Saya bahagia karena ada yang mau investasi untuk pengadaan PLTS ini dengan pola-pola tertentu. Namun patut diingat, di satu sisi anggaran USU adalah untuk memenuhi beban akademik. Jadi diharapkan agar kolaborasi ini tidak semakin membebani anggaran dan saling menguntungkan,” tandasnya.

Rektor juga menginginkan agar dalam proses pelaksanaannya jangan sampai menimbulkan dampak sosial. Ia mencontohkan tentang bagaimana kasus penebangan terhadap sebatang pohon dapat menjadi persoalan bagi para pemerhati lingkungan hidup yang dianggap merusak keseimbangan alam. Hal ini harus diperhatikan dengan baik saat ingin mencari lokasi yang pas bagi pengadaan PLTS tersebut. Rooftop juga dianggap kurang ideal karena safetynya agak kurang terjamin.

Rektor USU itu juga menyebutkan, bahwa pengadaan EBT di kampus sangat menarik bagi mahasiswa, di mana para mahasiswa nantinya bisa diikutsertakan dalam proses pengerjaannya. “Tentu saja mereka dipilih melalui seleksi yang ketat. Keterlibatan mahasiswa ini menjadi poin penting bagi penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan bisa direalisasikan dengan segera,” kata Rektor.

Pada kesempatan awal, President Director PT AfterFIT Indonesia Cota Saito mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk kerja sama antara USU dengan afterFIT Indonesia.

Setelah penandatanganan MOU, PT AfterFIT akan melaksanakan Feasibility Study untuk meneliti potensi PLTS di kampus USU. Untuk itu Cato memohon bantuan dari Rektor beserta jajarannya untuk pelaksanaan FS tersebut. (Ir/MSC)



Share:
Komentar

Berita Terkini