MEDIASELEKTIF.COM - Kinerja keuangan PT Dhirga Surya Sumatera Utara (Sumut) masih mengalami kerugian, namun kerugiannya sudah berkurang. Dari rugi tahun 2020 sebesar Rp762 juta turun menjadi Rp572 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 25%.
"Kerugian yang dialami PT Dirga Surya Sumut masih dikatakan wajar mengingat proses bisnis PT Dirga Surya masih tahap investasi untuk bisnis baru, sehingga belum menghasilkan pendapatan, namun di tahun 2022 dengan sudah berjalannya beberapa bisnis rintisan diharapkan akan tumbuh positif," kata Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut), Naslindo Sirait, Rabu (19/1/2022) di lantai II Kantor Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) didampingi Plt Kadis Kominfo Sumut, Kaiman Turnip dan sejumlah BUMD di Sumut.
Secara keseluruhan kinerja BUMD yang dimiliki Pemprov Sumut meningkat dimana total aset per 31 Desember 2021 sebesar Rp40,04 triliun atau meningkat 13,17% bila dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp35,38 triliun.
Selanjutnya, kata Naslindo, pendapatan tahun 2021 sebesar Rp4,5 triliun atau meningkat sebesar Rp3,02% bila dibandingkan dengan tahun 2020 dimana pendapatan yang diterima Rp 4,3 triliun dan peningkatan laba tahun 2021 sebesar Rp686,96 miliar atau meningkat 24,45% dari tahun 2020 sebesar Rp552 miliar.
Lebih lanjut, disampaikan, Naslindo Sirait, pada tahun 2020 dari 6 BUMD yang dimiliki oleh Pemprov Sumut, 3 diantaranya mengalami kerugian yakni pertama PT Perkebunan Sumut dimana merugi sekitar Rp13 miliar. Kerugian ini disebabkan menurunnya produktifitas kebun, investasi, dan pemeliharaan kebun dan pabrik PKS yang kurang dan terjadi berbagai praktek korupsi yang merugikan negara yang dilakukan oleh beberapa manajemen pada periode sebelumnya akhirnya berdampak pada penurunan kinerja perusahaan.
Kedua, ujarnya, PT Dirga Surya pada tahun 2020 juga mengalami kerugian sebesar Rp762 juta. Sebab kerugian ini Karena PT Dhirga Surya pada tahun 2020 memulai investasi untuk penugasan bisnis beras Sumut Bermartabat, sehingga mengeluarkan banyak investasi untuk memulai bisnis tersebut, sementara pendapatan perusahaan hanya bersumber pada pendapatan tetap yakni penyewaan bangunan yang dikerjasamakan dengan Lippo Grup.
Sedangkan ketiga, sebutnya, PD Aneka Industri dan Jasa (AIJ) Provinsi Sumut pada tahun 2020 mengalami kerugian sebesar Rp995 juta, karena pendapatan dari bisnis percetakan sebagai core bisnis PD AIJ Provsu mengalami penurunan sementara banyak aset PD AIJ Provsu yang belum didayagunakan yang terus membutuhkan pembiayaan namun tidak menghasilkan pendapatan kepada perusahaan.(Cok/MSC)