Kadis Pertanian Sergai Diduga Terlibat Penggelapan Dana Bantuan OPLA Tahun 2025

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Pencairan uang Gp3A Maju bersama yang diketuai oleh Hartono Alias Panjang dan UPKK , Sarwiyono dicairkan karena ada rekomendasi dari kadis Pertanian Serdang Bedagai,Dedi Iskandar jika tidak diberi izin,artinya uang negara tersebut tidak akan raib karena ulah Gp3A dari Tanjung Beringin.

Hal ini ketika Awak Media menghubungi Kadis Pertanian Sergai Dedi Iskandar melalui WAnya dia mengarahkan dan menjelaskan ke PSP Pak Fator aja bang," sebut Kadis Pertanian. 

Ditempat terpisah bagian PSP Pak Fator ketika ditemui Awak Media di ruang kerjanya Rabu (06/08/2025) dia mengatakan nanti kita kirim Tim kelapangan untuk lebih jelas lagi kegiatan tentang OPLA Pertanian dalam dua hari ini semuanya sudah selesai," ungkap Fator. 

Disisi lain Informasi dari masyarakat Desa Mangga Dua Tanjung Beringin yang tidak ingin namanya di tuliskan bahwa Bantuan OPLA Tahun 2025 upah jetor hanya diberikan kepada pemilik jetor 20 orang, setiap pemilik jetor diberikan sejumlah uang Rp1,5 juta, yang uniknya bagi masyarakat yang memakai jasa jetor di Kampung Mangga Dua tetap membayar upah penuh, tanpa ada potongan, lalu dikemanakan bantuan OPLA dikampung tersebut, "ungkapnya. 

Dana bantuan yang diberikan kepada pak Uli Kadus Tiga diduga digelapkan memang diberikan kepada pemilik jetor, namun masyarakat tetap bayar upah jetor penuh, setiap rantenya

informasi Desa bogak,warga Bogak Eka hal ini mengetahui Kadus 7 Surya bagi bagi uang ke pemilik jetor seratus ribu,untuk 17 jetor, jadi bantuan OPLA di Bogak juga digelapkan Kadus 7 Desa Bogak yang bernama Surya.

Didesa Sentang mirip juga ceritanya, raibnya bantuan OPLA tahun 2025. P3A yang bernama Samsul lebih sadis yang dibuat di Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu, sama sekali uang bantuan jetor yang berasal dari GP3A Maju Bersama yang diketuai Hartono tidak ada yang dibagi ke pemilik jetor maupun masyarakat, asal ditanya masyarakat, jawabnya belum lengkap bantuannya yang cair, baru 70 persen.

Uniknya ditanya ke Samsul selalu banyak alasan, yang pasti sudah tidak ada lagi uangnya alias raib dengan kata lain digelapkan.

Dan yang didesa Pematang Kuala juga raib, alias digelapkan karena masyarakat di Pematang Kuala tidak ada masyarakat penerima manfaat bantuan OPLA yang dikenal bantuan upah jetor semuanya digelapkan.(AA/MSC) 


Share:


Komentar

Berita Terkini