MEDIASELEKTIF
– Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Alwi
Mujahit Hasibuan memastikan distribusi vaksin ke Sumut masih di angka 660.000
dosis. Adapun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menargetkan
kebutuhan vaksin sekitar 4,5 juta dosis
untuk mencapai kekebalan komunal.
Sementara,
sasaran vaksin tahap II saat ini masih menyasar pada petugas publik dan lansia.
untuk petugas publik di Sumut terdata sekitar 800.000 lebih. Sedangkan untuk
lansia ada sebanyak 1,2 juta lebih.
"Jadi
totalnya ada sekitar 2.150.000 lebih. Kalau dikali 2 berarti kita butuh vaksin
sekitar 4, 3 juta lebih," sebut
Alwi kepada wartawan, Sabtu (25/4/2021).
Saat
ini dari laporan yang diterima Dinas Kesehatan Provsu, jumlah vaksin yang sudah
masuk ke Sumut sebanyak 660.000 dosis.
"Berarti kita kekurangan sekitar 3.640.000 dosis atau sekitar 3,7 juta
vaksin," sambungnya.
Masih
tingginya kebutuhan vaksin di Sumut ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara terus melakukan kampanye vaksin mengingat tingginya animo masyarakat
untuk ikut vaksin. Namun karena persediaan vaksin terbatas, pemerintah harus
bijak melakukan vaksinasi dengan tepat sasaran yakni petugas publik dan lansia.
"Kalau
ditanya kapan program vaksin ini selesai, jawabannya segera kita selesaikan
kalau vaksinnya ada. Dulu saat kita petakan ada kekhawatiran wilayah-wilayah
sekitar Pantai Timur seperti Labura, Labusel, Asahan - Tj.Balai hingga ke
Tabagsel terjadi penolakan. Namun ternyata animo masyarakat cukup tinggi.
Artinya kampanye vaksin yang kita lakukan cukup berhasil," jelas alumni
Fakultas Kedokteran USU ini.
Alwi
bercerita soal kesiapan pemerintah dalam mengendalikan wabah virus Covid-19
khususnya di Sumatera Utara. Termasuk target untuk mensukseskan pencapaian
pemberian 70 % vaksinasi kepada masyarakat Sumut menuju terciptanya imun community atau yang disebut kekebalan
komunal.
Karena
itu Alwi meminta masyarakat untuk mensukseskan program vaksinasi sebagai bentuk
perlawanan terhadap Covid-19 termasuk dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat seperti 3 M
(mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan).
“Kita
akan terus melawan Covid-19 ini dengan disiplin menerakan protokol kesehatan
dan sekarang kita melawannya dengan vaksin. Kami berharap masyarakat terus
memberikan dukungan agar wabah ini bisa kita tekan. Kita tentu ingin kehidupan
bisa kembali normal, anak-anak kembali bersekolah, perkantoran berjalan normal,
usaha juga. Jadi, mari kita dukung program vaksinasi ini,” kata Alwi.
Perpanjang
PPKM Mikro
Disinggung
soal perpanjangan kembali Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro sejak mulai 20 April
hingga 3 Mei 2021, Kadis Kesehatan Provsu dr.Alwi Mujahit MKes mengatakan
keputusan itu harus diambil meskipun ada trend penurunan kasus positip dalam
sebulan terakhir.
“Dari
hasil pemantauan grafik angka positif Covid-19 di Sumut memang menunjukkan
angka penurunan. Namun kita tetap memperpanjang PPKM Mikro sesuai arahan dan
kebijakan Pak Gubernur. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki masa lebaran
Idul Fitri sehingga perlu dilakukan penyekatan secara ketat,” jelas Alwi.
Dari
data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid 19 di Sumut, pertambahan kasus
positif Covid-19 sebelum penerapan PPKM Mikro sebanyak 757 orang setiap
minggunya. Kemudian setelah penerapan PPKM Mikro di minggu pertama jumlah kasus
positif menurun menjadi 644 orang, dan pada minggu kedua menurun lagi sebanyak
563 orang, hingga pada minggu keenam menjadi 545 orang.
Dari
hasil rapat evaluasi kemarin, Alwi
menyebut angka kesembuhan juga meningkat di beberapa wilayah meliputi
Kota Medan, Binjai, Pematangsiantar, Langkat, Simalungun dan Karo. Ke-6 wilayah
ini menunjukkan peningkatan angka kesembuhan dibanding keadaan sebelum PPKM
berbasis mikro (existing). Sementara Deli Serdang dan Dairi mengalami angka
penurunan kesembuhan.
Ke
depan, Alwi juga mengingatkan agar pelayanan rumah sakit yang ada di
kabupaten/kota agar terus ditingkatkan sehingga tidak terjadi mobilisasi perawatan
pasien di daerah terpaksa dipindah ke Kota Medan. “Mohon ke depan pelayanan rumah sakit di
daerah ini dibenahi. Akibat orang kurang yakin penanganan di rumah sakit di
kabupaten/kota membuat banyak pasien terpaksa dirawat di Medan,” ujarnya.(Cok/MSC)