Presiden RI Jokowi ke Medan, Ingatkan Soal Stok Vaksin di Sumut Harus Habis

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) megingatkan terkait stok vaksin yang harusnya  segera didistribusikan ke seluruh masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) ternyata masih tersimpan di gudang provinsi hingga kabupaten / kota.

“Sekarang yang saya tuntut vaksin harus habis. Nggak ada yang namanya stok, harus habis, datang habis datang habis,” kata Jokowi  dalam pengarahannya kepada gubernur dan seluruh forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) se Provinsi Sumut, Kamis (16/9/2021) di rumah dinas gubernur Jalan Jenderal Sudirman Medan.

Hal tersebut terungkap berdasar data estimasi stok vaksin yang diperoleh Presiden Jokowi untuk Provinsi Sumut bahwa di gudang provinsi diketahui ada sebanyak 838.782 stok vaksin. Selanjutnya, di kabupaten / kota seperti Serdang Bedagai (Sergai)  94.138, Deli Serdang 84.576, Nias 75.152, Medan 71.410, Toba Samosir 55.072,  Humbang Hasundutan (Humbahas) 50.542, Karo 38.818, Dairi 37.896, Tapauli Utara (Taput) 37.522, Samosir 32.952, Simalungun 28.918, Batubara 27.946, Padang Lawas Utara (Paluta) 23.870, Labuhan Batu 22.564, Asahan 20.024.

Kemudian, Binjai 7.580, Tanjung Balai 6.710, Tebing Tinggi 6.390, Tapanuli Tengah (Tapteng) 5.998, Sibolga 5.818, Padang Sidimpuan 5.742, Nias Utara 1.840, Nias Barat 1.470 dan Gunung Sitoli 1.350 stok vaksin.

“Segera habiskan, suntikkan semuanya. Kalau habis nanti (Vaksin)  kejar lagi Menteri Kesehatan RI. Sulit, telpon saya,” ujar Presiden kepada para pimpinan daerah.

Artinya, tegas Jokowi, mendorong seluruh kepala daerah untuk segera menghabiskan setiap jumlah vaksin yang sudah terdistribusi ke daerah.

”Maka, habiskan dulu, jangan stok kayak tadi. Stok masih seperti ini minta lagi. Habiskan, jangan ada stok. Ini perintah saya. Pak gubernur  ini habiskan, bupati / walikota habiskan, dinkes habiskan,” tegasnya kembali.

Dikatakan, dengan dilakukannya suntik pertama dosis pertama, bisa memperoteksi hingga 50 persen dari masyarakat, sehingga suntikan kedua diharapkan bisa lebih baik lagi.

“Ini perlu kita kejar, guna menekan angka kematian,” sebutnya dalam arahan tersebut. 

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi secara berulang terus menekankan seluruh daerah baik di Sumut maupun provinsi dan kabupaten / kota diluar Sumut untuk tetap menjaga kehati-hatian terhadap perkembangan Covid-19 itu sendiri.

“Dari 514 Kabupaten / Kota dan 34 Provinsi saya tahu mana yang harus saya datangi, mana yang harus saya beri peringatan dan mana yang harus hati-hati. Angka kematian 2,6 persen di Sumut, itu masih di bawah nasional, tapi juga hati-hati,” ujarnya kepada  forkopimda yang hadir di Aula Tengku Rijal Nurdin sore itu.

Presiden juga menyinggung terkait data BOR (Bed Occupancy Rate) Sumut, meski dalam catatan disekitar 16,8 persen atau masih dibawah standar WHO yang mencapai 60 persen. Namun, Presiden tetap mengingatkan kehati-hatian.

“Kita lihat BOR di Sumut sudah bagus, 16,8 persen di catatan saya, karena standar WHO itu dibawah 60, tapi lagi saya ingatkan jangan senang-senang dulu, hati-hati yang nol-nol-nol ini,” sebutnya.

Namun demikian, Presiden melihat pada kasus aktif  tertinggi 55,8 di Sumut yang mencapai  55,8 persen.”Saaya ga tau ini, knp angkanya seperti ini saya tadi malam dapat angka ini, angka ini harus didalami ga mungkin BOR nya seperti ini,” singgungnya atas hal itu.

Dari keseluruhan penanganan Covid-19 di Sumut, Jokowi menekankan persoalan kedisiplinan terutama dalam memasukkan data laporan.”Tolong ditekankan kepada yang bagian entri data, karena apapun yang namanya data itu penting sekali dalam kita mendesain sebuah policy (kebijakan) itu sangat penting kalau berbasis data, berbasis angka-angka yg kita miliki,” pesannya kepada pemangku kebijakan berkenaan dengan penanganan data Covid-19.(Cok/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini