Pemkab Sergai Serius Tangani Stunting

Editor: mediaselektif.com author photo

 Oleh Ali Amran

MEDIASELEKTIF.COM - Masalah kurang gizi kronis akibat minimnya asupan gizi dalam kurun waktu lama, sehingga berdampak pada gangguan pertumbuhan anak (stunting) memunculkan kekhawatiran akan hancurnya masa depan generasi bangsa. Perbaikan pola makan, pola asuh, sanitasi dan akses air bersih harus diperhatikan untuk mencegah timbulnya penderita stunting.

Istilah stunting teramat popular di negeri ini sejak beberapa tahun terakhir. Meminimalisir angka stunting menjadi fokus setiap pemimpin daerah, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serdangbedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara.Berdasarkan pengamatan, keseriusan Pemkab Sergai untuk meminimalisir angka stunting tidak perlu diragukan lagi. Beragam upaya yang dilakukan menjadi bukti akan komitmen Bupati H Darma Wijaya SE dan Wakil Bupati H Adlin Umar Yusri Tambunan, menggusur gizi buruk di kabupaten ‘Tanah Bertuah, Negeri Beradat' ini.

“Berbagai upaya memang terus kita lakukan untuk meminimalisir angka stunting di Kabupaten Serdangbedagai,” ungkap Wakil Bupati Sergai, H Adlin Umar Yusri Tambunan, di sela-sela mengikuti kegiatan Pendataan Keluarga (PK) Penurunan Stunting yang diikuti 33 kabupaten/kota se Provinsi Sumatera Utara, di Hotel Santika Premiere Dyandra & Convention Medan, akhir Maret 2023 silam.Kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Tahun 2023 yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Forum Lintas Perangkat Daerah Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kabupaten Sergai, pada Maret silam, menjadi bukti keseriusan itu. 

Dalaam kegiatan tersebut, dilakukan diskusi dan konsultasi untuk merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi stunting, seperti penyediaan gizi yang cukup untuk anak, peningkatan sanitasi lingkungan, peningkatan kesehatan ibu dan anak,  serta kebijakan lainnya. Pihak Pemkab Sergai menilai, Rembuk Stunting sangat penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan, intervensi pencegahan, dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dan masyarakat.

Dari hasil Rembuk Stunting Tahun 2023 ini diperoleh 76 usulan yang ditujukan kepada delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas sektor yaitu Dinas P2KBP3A, Dinas Kesehatan, Dinas PMD, Bappeda Litbang, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas PUTR, Dinas Perwankim dan Kantor Kemenag. Beberapa usulan penting diantaranya pemberian bantuan makanan tambahan (PMT Lokal) dan suplemen/vitamin bagi ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan balita, bantuan sarana prasarana bagi posyandu yaitu berupa antopometri dan HB meter, dan penambahan kader kesehatan/Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang jumlahnya terbatas untuk menyosialisasikan pencegahan dan penurunan stunting sekaligus gerakan masyarakat sehat (Germas).

Tidak ketinggalan, pihak Pemkab Sergai juga membidik kelompok sasaran untuk percepatan penurunan stunting dari kalangan anak usia 0-59 bulan, remaja, calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui, berbagai program mulai dilaksanakan.

Salah satunya, melaksanakan program ‘Dapur Dashat' yakni Dapur Sehat Atasi Stunting. Wujud konkritnya, memberikan makanan bergizi kepada bayi, seperti bubur anjeli, bubur ayam jangkis, bubur jaman tepuy, dan sejenisnya.Tidak cukup hanya itu, pihak Pemkab Sergai juga meluncurkan  Program Orang tua Asuh Stunting. Kegiatan sosial ini bersifat gotong-royong melalui pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi balita stunting, terutama dari keluarga kurang mampu. Setiap orang tua asuh memberikan bantuan senilai Rp15 ribu per hari, atau Rp450 ribu per bulan kepada balita stunting minimal selama enam bulan. 

Bukan hanya para balita, para ibu hamil juga tak luput dari perhatian. Melalui Program Jemput Ikhlas Persalinan (JIP) Plus, kaum ibu hamil bakal mendapatkan perhatian penuh dalam layanan kesehatan. Dalam hal ini, peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dimaksimalkan untuk menyediakan layanan, mulai penjemputan ibu hamil hingga selesai persalinan. Selain itu, ada juga Program Pencegahan Anemia ‘KBAB RATI' (Kamis Bebas Anemia Bagi Remaja Putri, red), melalui pemberian vitamin mengandung zat besi kepada anak-anak perempuan di setiap sekolah. 

“Umumnya, stunting disebabkan anemia, sehingga kita berikan vitamin mengandung zat besi untuk anak-anak putri di sekolah setiap hari Kamis,” papar Kepala Dinas Kesehatan Sergai, Selamat Hartono, saat mendampingi Wakil Bupati, H Adlin Umar Yusri Tambunan melaunching Program JIP dan Program KBAB RATI di Puskesmas Tanjungberingin, awal September 2022 lalu.Komitmen pihak Pemkab Sergai memberantas stunting diperkuat dengan terbitnya Peraturan Bupati yang mengatur penggunaan Dana Desa dalam penanganan stunting di setiap desa. Targetnya hanya satu, berharap bisa ikut andil mewujudkan Indonesia Emas 2045, dengan menggusur stunting di wilayah Kabupaten Sergai.

Hasilnya memang tidak sia-sia. Di tahun 2019, misalnya, prevalensi stunting Kabupaten Sergai yang berada dikisaran 36,2%, sukses diturunkan hingga mencapai 20% pada 2021. Prevalensi stunting di Kabupaten Sergai itu diharapkan bisa menjadi 18% di tahun 2023, sebesar 14% pada 2024 dan 0% di tahun 2030.“Stunting ini bukan cuma permasalahan kekinian, tapi dampaknya akan sangat terasa di masa depan,” tegas Wakil Bupati, H Adlin Umar Yusri Tambunan, dalam suatu kesempatan.

Kondisi itu mendorong dirinya kerap mengingatkan pihak terkait untuk berperan aktif dalam upaya pengentasan stunting.“Kepada Camat, kepala desa hingga bidan harus mampu menerjemahkan program pengentasan stunting yang telah disusun sebelumnya,” sebutnya lantas menambahkan, keberadaan Posyandu sangat efektif untuk mengetahui balita yang berisiko stunting.

Keberhasilan Kabupaten Sergai menurunkan prevalensi stunting melalui beragam inovasi, diapresiasi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas.“Saya sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Serdangbedagai dalam mendorong layanan kesehatan, termasuk menurunkan prevalensi stunting,” ujarnya saat meninjau pelayanan kesehatan di Puskesmas Desa Pon Kabupaten Sergai, awal Februari 2023 silam.

Disadari atau pun tidak, penurunan prevalensi stunting memang membutuhkan keterlibatan segenap elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, termasuk puskesmas berikut tenaga kesehatan dan kader kesehatan, kepala desa, RT/RW, Bintara pembina desa (Babinsa)/Bhayangkara bintara keamanan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas), dunia usaha hingga masyarakat. Dan, pihak Pemkab Sergai telah mampu menghadirkan kolaborasi lintas elemen tersebut, sehingga sukses menurunkan prevalensi stunting di daerah ini. 

Sehingga diharapkan Stunting kedepannya menjadi lebih baik walaupun kegiatan berjalan untuk diharapkan Stunting berkurang terhadap kesehatan anak balita, setiap ibu hami rajin ke Posyandu untuk memetiksa kesehatan ke hamil annya, setiap Desa di Kabupaten / kota sudah diterapkan pos yandu, Pemerintah juga menghimbau agar ibu hamil selalu makan yang bergizi agar anak dalam kandung terjaga dan sehat ketika melahirkan sangat mudah nantinya. (AA/MSC) 


Share:
Komentar

Berita Terkini