MEDIASELEKTIF.COM - Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sektor usaha kecil dan menengah (UKM) kembali dilakukan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh tim akademisi Polmed di Kota Medan.
Bertempat di UKM Mery Craft, sebuah usaha kerajinan tangan lokal yang bergerak di bidang produksi tas rajut dan sepatu rajut, kegiatan ini mengusung tema “Pelatihan Pencatatan Laporan Keuangan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terampil”.
Kegiatan PKM ini diselenggarakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas manajerial dan operasional pelaku UKM, khususnya dalam aspek pengelolaan keuangan dan tata kelola produksi.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa salah satu tantangan utama pelaku UKM di Indonesia adalah lemahnya pencatatan keuangan yang sistematis, yang berdampak pada rendahnya kemampuan mereka dalam melakukan perencanaan usaha, pengambilan keputusan bisnis, dan akses terhadap pendanaan lembaga keuangan formal.
Raya Puspita Sari Hasibuan SE MSi selaku ketua pelaksana PKM, mengatakan kegiatan pelatihan ini difokuskan pada pengenalan dasar-dasar akuntansi UKM, teknik pengelolaan arus kas, dan penyusunan laporan keuangan sederhana yang mudah diterapkan oleh pelaku usaha.
"Pelaku UKM seringkali masih melakukan pencatatan keuangan secara manual tanpa format baku, bahkan tidak sedikit yang hanya mengandalkan ingatan pribadi. Padahal pencatatan keuangan yang rapi dan akurat menjadi syarat mutlak bagi kelangsungan dan perkembangan usaha," jelasnya, Sabtu (12/10/2024)
Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni penyampaian materi teori akuntansi dasar dan manajemen keuangan UKM secara interaktif, dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok untuk menggali permasalahan keuangan yang dihadapi peserta, serta praktik langsung dalam mencatat transaksi harian, menyusun laporan laba rugi sederhana, hingga laporan posisi keuangan.
Tidak hanya pelatihan, kegiatan ini juga memberikan dukungan fasilitas berupa two display racks (stelling) yaitu stelling besar untuk menata produk hasil produksi agar tampil lebih menarik bagi pelanggan, serta stelling kecil untuk menyimpan peralatan kerja seperti benang, gunting, dan jarum dengan lebih terorganisir.
Penyediaan fasilitas ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, bersih, dan produktif.
Tim pengabdian yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yakni Dr Deliana SE Ak MSi CA, M Rikwan Effendi Salam Manik SE ME, dan Mardelia Desfrida SE MSi, yang berperan aktif sebagai anggota pelaksana kegiatan.
Seluruh tim terlibat dalam penyampaian materi, bimbingan praktik, serta penyusunan laporan kegiatan sebagai bagian dari penguatan peran akademisi dalam pemberdayaan masyarakat.
Partisipasi pelaku usaha dalam kegiatan ini juga menunjukkan antusiasme tinggi. Tercatat sebanyak 10 tenaga kerja UKM dan pemilik usaha mengikuti seluruh rangkaian pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta mengalami peningkatan pemahaman yang signifikan terkait pencatatan keuangan. Sebanyak 90% peserta menyatakan baru pertama kali memahami konsep dasar laporan keuangan usaha dan pentingnya pencatatan arus kas harian.
Menurut Merry, pemilik UKM Mery Craft, kegiatan ini sangat membantu dalam pengelolaan usaha yang selama ini hanya menggunakan pencatatan sederhana tanpa laporan. “Saya jadi paham cara menghitung keuntungan bersih usaha per bulan, dan bisa mengetahui berapa sisa stok benang dan bahan baku setiap minggu. Tempat kerja kami juga sekarang lebih rapi dan nyaman setelah adanya stelling baru,” ujarnya.
Lebih lanjut Raya Puspita Sari Hasibuan, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan berkelanjutan yang dirancang untuk meningkatkan daya saing UMKM di Kota Medan.
Program ini tidak hanya fokus pada aspek produksi, tetapi juga pada penguatan manajemen usaha, pemasaran digital, hingga strategi akses pendanaan perbankan di masa depan.
Diharapkan, melalui kegiatan semacam ini, pelaku UKM dapat memiliki kemampuan manajerial yang lebih baik, usaha menjadi lebih efisien, serta berkontribusi dalam peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja di lingkungan sekitarnya. “UKM adalah tulang punggung ekonomi daerah. Dengan intervensi manajerial yang tepat, mereka dapat berkembang lebih cepat dan berkelanjutan,” tutup Raya. (Rel/MSC)