![]() |
| Teks Foto: Ketua Umum Partai Berkarya Muchdi Purwopranjono usai terpilih secara aklamasi memberikan kata sambutan.(Foto/Bos) |
MEDIASELEKTIF.COM - Muchdi Purwopranjono Terpilih menjadi Ketua Umum Partai Berkarya dari hasil Musyawarah Nasional (Munas) I Partai Berkarya yang digelar mulai dari Kamis dan Jumat (30-31/10/2025) di Hotel Golden Boutique Kemayoran Jakarta.
"Ketua Umum Partai Berkarya Muchdi Purwopranjono Terpilih secara aklamasi di Munas I Partai Berkarya dalam sambutannya mengatakan, bahwa kondisi global dan nasional saat ini tidak dalam kondisi sedang baik baik saja, namun kita harus mendukung apa yang menjadi target pemerintah yang akan menjadikan Indonesia menjadi Indonesia Emas di Tahun 2025.
Sebelum memilih ketua umum di Munas I Partai Berkarya melakukan sidang - sidang di beberapa komisi yang menghasilkan beberapa keputusan yang akan menjadi pedoman partai pada lima tahun kedepan, diantaranya memutuskan pergantian logo partai Berkarya yang sebelumnya berlogo pohon beringin menjadi logo kepala burung elang.
Semoga dengan logo baru ini menjadi darah segar bagi partai untuk menggapai cita - cita dan membuat yang terbaik untuk memakmurkan rakyat, karena kehadiran partai Berkarya bukan hanya untuk mencari jabatan menjadi anggota DPR atau jabatan Kepala Daerah, tapi bagaimana Partai Berkarya bisa membebaskan rakyat dari kemiskinan," terang Muchdi.
Selain itu Muchdi juga menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah yang berkenan hadir dan telah meluangkan waktu untuk hadir pada Munas I Partai Berkarya, dan tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada panitia yang telah bersusah payah untuk mensukseskan Munas I Partai Berkarya," ucapnya.
![]() |
| Teks Foto: Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Berkarya Provinsi Sumatera Utara Mayjen TNI (Purn) Achmad Daniel Chardin.(Foto/Ist) |
Polarisasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok melalui perang tarif serta rivalitas teknologi berdampak langsung terhadap stabilitas ekonomi dunia.
Krisis energi, pangan, dan rantai pasok masih menjadi ancaman berkelanjutan."Konflik Rusia–Ukraina maupun eskalasi di Timur Tengah, khususnya Gaza dan hubungan Iran–Israel, terus menciptakan volatilitas keamanan internasional.
Perkembangan teknologi seperti AI dan kejahatan siber juga menghadirkan ancaman non-militer yang nyata bagi seluruh negara, termasuk Indonesia.Artinya, kondisi global menuntut bangsa ini lebih siap, lebih sigap, dan lebih mandiri dalam menjaga kedaulatan nasional.
Selain itu kata Mantan Pangdam I Bukit Barisan ini, Regional Indo-Pasifik, di kawasan Indo-Pasifik, dinamika tidak kalah kompleks. Sengketa di Laut Cina Selatan masih berlanjut dan memengaruhi kepentingan pelayaran internasional.
Hubungan China–Taiwan, manuver AUKUS, serta ketegangan di Semenanjung Korea turut meningkatkan risiko militerisasi kawasan.Di ASEAN sendiri, konflik perbatasan Thailand–Kamboja menunjukkan bahwa stabilitas kawasan belum sepenuhnya solid.
Semua faktor ini memiliki implikasi langsung terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang berada di jantung Indo-Pasifik.Dalam konteks nasional, fokus pemerintah saat ini tertuju pada transformasi ekonomi, digitalisasi, serta pemerataan pembangunan.
Namun Indonesia masih menghadapi tantangan: Indeks demokrasi yang menurun, Serangan siber dan judi online meningkat, Kesenjangan wilayah dan tekanan ekonomi rumah tangga, Gangguan KKB di Papua, Kondisi ini menunjukkan bahwa keamanan rakyat, ketahanan pangan, serta pemerataan kesejahteraan masih menjadi pekerjaan rumah strategis bangsa ini.
"Pemerintah Prabowo–Gibran mengusung berbagai program prioritas: Pembangunan Ibu Kota Nusantara, hilirisasi industri strategis, program makan bergizi, koperasi desa, dan penguatan pendidikan vokasi.
Program-program tersebut baik sebagai arah pembangunan jangka panjang, namun tetap membutuhkan kontrol publik agar pelaksanaannya tepat sasaran serta memberikan manfaat bagi wilayah padat penduduk seperti Indonesia bagian Barat.
Wilayah barat Indonesia menghadapi sejumlah isu yang memerlukan intervensi politik yang nyata.Mulai dari keamanan maritim di Selat Malaka, kejahatan siber dan judi online di kota-kota besar, ketimpangan akses ekonomi pesisir, hingga disharmoni antar wilayah seperti antara Aceh dan Sumatera Utara.
Selain itu, kawasan industri strategis di Batam, Banten, dan Sumatera Selatan membutuhkan dukungan tenaga kerja lokal yang kompeten.Semua isu tersebut menyangkut langsung kehidupan rakyat dan memerlukan peran aktif partai politik untuk turun tangan.
Partai Berkarya di bawah kepemimpinan Muchdi PR telah melalui masa penuh tantangan. Energi partai tersita dalam konflik hukum dan dualisme kepemimpinan yang menghambat konsolidasi politik sampai 2024.
Akibatnya, kesiapan organisasi belum mampu membawa partai masuk sebagai peserta Pemilu 2024.Namun yang sangat penting untuk dicatat: Partai Berkarya tetap berdiri, tetap sah secara hukum, dan tetap memiliki arah perjuangan yang jelas.
Partai Berkarya, Kini partai memasuki fase kebangkitan baru. Duet kepemimpinan Muchdi PR dan Sekjen Prof. Irmanjaya Thaher menjadi simbol “Dwi Tunggal” antara militansi dan modernisasi.
Konsolidasi struktural telah berlangsung di 33 DPW dan 416 DPD sebagai persiapan Munas I menuju masa bakti 2025–2030. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk membangun partai yang solid, kuat, berdisiplin, dan fokus pada tujuan besar: Lolos verifikasi Pemilu 2029 dan menjadi partai yang dicintai rakyat.
Rekomendasi Program Prioritas Partai Berkarya Untuk menjawab tantangan bangsa dan kebutuhan rakyat di wilayah barat Indonesia, kami merekomendasikan lima program signature Partai Berkarya: Komando Maritim Rakyat, Perlindungan nelayan dan keamanan Selat Malaka, Satgas Siber Rakyat, Penanganan judi online dan kriminal digital, Koperasi Rakyat Pesisir & Perkotaan, Penguatan ekonomi UMKM dan nelayan, Sekolah Rakyat Industri & Siber, Lapangan kerja dan peningkatan kompetensi pemuda, Inisiatif Harmoni Aceh–Sumut, Menjaga persatuan NKRI di wilayah sensitif administratif.Program ini menjadi jati diri politik Partai Berkarya: hadir, bekerja, dan memberikan solusi nyata bagi rakyat.
Berdasarkan seluruh analisis di atas, dapat disimpulkan: Situasi strategis bangsa membutuhkan peran politik yang lebih responsif terhadap ancaman maritim, ancaman digital, dan ketimpangan kesejahteraan.
Partai Berkarya telah kembali pada jalur konsolidasi dan siap mengambil bagian dalam agenda pembangunan nasional. Program signature Partai Berkarya menjadi instrumen kerja nyata untuk keamanan rakyat, kemandirian ekonomi, dan pemersatu bangsa.
Dengan keyakinan penuh, Partai Berkarya siap bangkit dan menatap Pemilu 2029 dengan semangat: Solid, Kuat, Fokus, dan Dicintai Rakyat Indonesia," terang Achmad Daniel Chardin.(Bos/MSC)



