MEDIASELEKTIF.COM - Lapangan Stadion Mini Universitas Sumatera Utara (USU) bergemuruh Sabtu malam saat Slank tampil sebagai penutup megah Festival Kebangsaan “GEMA KAMPUS”. Ribuan mahasiswa dan generasi muda tumpah ruah dalam konser yang bukan sekadar hiburan, tetapi juga kampanye kebangsaan yang penuh makna.
Festival yang digelar pada 7–8 November ini merupakan kolaborasi antara USU dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), menghadirkan ruang kolaboratif antara akademisi, seniman, peneliti, dan musisi untuk merayakan keberagaman dan memperkuat semangat persatuan.
Dalam sesi wawancara sebelum tampil, Slank ditanya lagu mana yang paling merepresentasikan semangat kebangsaan.
“Kami bawain 17 lagu, dan semuanya seperti itu (merepresentasikan semangat kebangsaan). Beberapa lagu sudah kami bikin sejak 90-an, tapi sampai hari ini problem yang bisa mendisintegrasikan bangsa masih ada. Jadi sambil nyanyi, Kaka sambil campaign ya,” ungkap Bimbim.
Slank menegaskan bahwa lagu-lagu mereka bukan sekadar semangat, tapi cerminan realitas sosial dan kebangsaan Indonesia yang terus berulang.
Saat ditanya tantangan terbesar dalam menyuarakan isu kebangsaan lewat musik, Slank menyoroti kondisi generasi muda saat ini.
"Tantangan terbesar gen z di Indonesia itu kan wawasannya dah luas banget, sumber informasinya banyak. Tapi di Indonesia kadang kebebasan berpendapat itu kadang suka dibatasi, itu berbahaya banget, karena gak ada ruang untuk berbicara, itu yang membuat dialog kebangsaan kita jadi basa-basi, kadang," kata kaka
Kemudian ditanya pendapatnya jika SLANK diundang sebagai dosen tamu di USU dan materi yang ingin disampaikan kepada mahasiswa, SLANK kembali menegaskan, pentingnya kebebasan berkreasi.
"Kita bebas berekspresi sesuai dengan hati kita, tapi root kita tidak boleh hilang. Bagi saya musik lagu dan lirik itu adalah alat yang paling cepat merubah pola pikir manusia," kata Kaka dan Bimbim.
Hal sama juga dikatakan pemusik muda tanah air yang dalam beberapa tahun terakhir ini kian digandrungi anak-anak muda Alffy Rev.
Sebelumnya, musisi dan kreator visual nasional Alffy Rev, tampil bukan hanya sebagai performer, tapi juga sebagai pemantik gagasan kebangsaan di kalangan generasi muda.
Alffy menuturkan, musik telah menjadi media utama baginya untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dan membangun kesadaran kolektif.
“Musik adalah sarana untuk saya menyampaikan banyak hal, untuk mempengaruhi masyarakat. Sampai hari ini, karya seperti Wonderland Indonesia menjadi titik balik, musik adalah senjata saya untuk menyentuh generasi muda agar Indonesia menjadi lebih baik,” ujarnya.
Disinggung soal karya-karya yang sarat keindonesiaan yang dia bawa, Alffy mengaku semangat itu muncul karena sejak awal dia terbiasa tampil di panggung-panggung hari kemerdekaan. Semakin hari, Alffy mengaku rasa kebangsaan itu semakin tumbuh yang diekspresikannya lewat musiknya.
"Saat ini mencoba mengeluarkan album nasional kebangsaan, harapannya semakin banyak anak-anak muda yang ikut berkontribusi," kata Alffy.
Melengkapi kemeriahan Festival Kebangsaan "Gema Kampus" Sejumlah musisi ikut mengisi festival itu. Selain SLANK dan Alffy juga ada Once, Dwiki Dharmawan, Novia Bachmid, Erucakra,Tengku Ryo dan sebagainya.
"Festival Kebangsaan Gema Kampus" juga diisi dengan berbagai dialog yang menghadirkan sejumlah narasumber.(Ir/MSC)
