Pemprov Sumut Dorong Percepatan Pembangunan Wisata Danau Toba

Editor: mediaselektif.com author photo
Advetorial Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Utara 


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) terus mendorong percepatan pembangunan kawasan wisata Danau Toba. Karena, pariwisata Danau Toba diyakini berdampak positif terhadap perekonomian daerah ini, khususnya masarakat di kawasan danau supervolcano itu.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur (Wagub) Musa Rajekshah. Menggalang investor dari dalam dan luar negeri, melobi bantuan pemerintah pusat, hingga berkeliling daerah memotivasi masyarakat di kawasan Danau Toba untuk bersama-sama bangkit dan memaksimalkan potensi daerah guna mendukung pengembangan pariwisata setempat.

Membangun pariwisata Danau Toba sejatinya harus melibatkan semua pihak. Terutama untuk membangun infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan dan fasilitas lainnya, yang membutuhkan anggaran tidak sedikit. Karena itu, selain bantuan pemerintah pusat dan investor, sinergi dan keseriusan pemerintah daerah di kawasan Danau Toba  menjadi keharusan.


Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tindaklanjut Percepatan Pengembangan Destinasi Pariwisata Danau Toba di Ruang Rapat Lantai 2 Selatan, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jalan MH Thamrin Nomor 8, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Rakor yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan ini dihadiri Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, para kepala daerah di kawasan Danau Toba, para menteri dan   pengusaha serta berbagai pihak terkait lainnya. Rakor ini merupakan salah satu bentuk keseriusan Pemerintah Pusat, Pemprov Sumut dan Pemda sekawasan Danau Toba terhadap pengembangan Danau Toba.

Pada kesempatan itu, Wagub mengutarakan harapan Pemprov Sumut terhadap dukungan dari pemerintah pusat bagi pengembangan wisata Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas dan super prioritas. Antara lain untuk pembangunan infrastruktur pendukung, seperti pembangunan Tol Medan – Tebingtinggi – Siantar – Parapat, pembangunan outer ringroad Samosir, pengembangan Bandara Kuala Namu dan Silangit-Sibisa. Serta pengembangan pelabuhan dan memperlancar rute jalan ke Danau Toba.


Selain itu, katanya, juga dibutuhkan pembangunan fasilitas umum dan sosial, seperti fasilitas ibadah, restoran, tourism information centre, toilet bersih, parking area di setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.

Persoalan lingkungan juga menjadi perhatian, seperti peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung, pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri, pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.

Menariknya, Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan menyampaikan, sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo mengenai peningkatan kawasan wisata di Indonesia. Pemerintah Pusat sangat serius untuk mengembangkan destinasi wisata di tanah air. Termasuk Danau Toba yang sudah ditetapkan menjadi destinasi wisata prioritas dan super prioritas.


Tentang pembangunan infrastruktur pendukung di Danau Toba, Menko minta para bupati yang berada di kawasan Danau Toba untuk menyampaikan program dan apa saja yang dibutuhkan. Pemerintah pusat akan serius membantu pembangunannya, dengan syarat Pemda juga serius bekerja sama.

Luhut juga meminta para kementerian terkait untuk berkoordinasi dan membantu Pemda untuk membangun destinasi wisata di Danau Toba. Sehingga pembangunan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia dapat terwujud.

Presiden Kunjungi Danau Toba

Respons pemerintah pusat semakin jelas, dengan kehadiran Presiden RI Joko Widodo mengunjungi kawasan Danau Toba dan sekitarnya selama 3 hari, akhir Juli lalu. Adapun rangkaian kegiatannya,  objek wisata Sipinsur di Humbang Hasundutan sekaligus menggelar pertemuan terbatas terkait pengelolaan Danau Toba. Serta mengunjungi dermaga Muara Taput sebelum melanjutkan pertemuan bersama para Bupati se-kawasan di hotel sekaligus menginap.


Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beserta rombongan didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berkunjung ke lokasi wisata rohani Salib Kasih di Siatas Barita, Tarutung, Tapanuli Utara (Taput). Dalam kunjungan tersebut, Jokowi melihat dan mendegarkan paparan dari Bupati Taput Nikson Nababan tentang keberadaan Salib Kasih.

Jokowi bersama Ibu Negara Iriani Joko Widodo juga sempat melihat pameran kecil ulos dan pernak-pernik yang biasa disajikan pengelola tempat wisata di pintu masuk menuju bangunan Salib Kasih di bagian atas bukit, tidak jauh dari lokasi kunjungan Presiden.

Sementara di bagian halaman zona rekreasi dan permainan serta panggung seni di depan pintu masuk, ribuan warga dari segala usia ikut memadati lokasi tersebut. Jokowi pun menyapa warga yang sedikit berdesakan ingin melihat Presiden dari dekat.


Usai melihat lokasi wisata rohani Salib Kasih, Jokowi pun beranjak menuju lokasi kunjungan berikutnya ke Toba Nomadic Escape di Sibisa, Kabupaten Tobasa. Namun perjalannya menuju pintu keluar dihambat ribuan warga yang ingin menemui Presiden sekaligus mengambil kesempatan bersalam hingga berswafoto.

Dikesempatan ini, Gubernur Edy Rahmayadi mengapresiasi perhatian Presiden dan Pemerintah Pusat kepada kawasan Danau Toba dan sekitarnya, sebagai tujuan wisata andalan di Sumut, bahkan Nusantara.

Agenda selanjutnya, Presiden RI ke Sibisa, Tobasa, setelah sehari sebelumnya mengunjungi Humbahas dan Tapanuli Utara (Taput). Dari lokasi proyek pembangunan Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) itu, pihak terkait diperintahkan secepatnya memulai pengembangan pembangunan pariwisata terintegarsi.

Disampaikan Jokowi, bahwa pengembangan dan pembangunan kawasan wisata Danau Toba dijalankan bertahap. Dimulai dari lokasi seluas 386 hektare di Tobasa, yang sudah selesai pengadaan lahan. Tempat tersebut juga menjadi otorita dari BPODT untuk dikelola dengan baik, mengundang investor untuk masuk. Sehingga dirinya memerintahkan agar secepatnya dimulai pengerjaan.

Untuk pengembangan sendiri di lokasi tersebut, Jokowi menyampaikan akan ada hotel bintang 4 hingga bintang 5. Termasuk resort, padang golf, serta fasilitas pertemuan. Begitu juga untuk jenis wisata, seperti air danau, alam/hutan, kebun, air terjun, rohani serta lainnya. Sehingga menurutnya,  semua sudah lengkap dan dapat dinikmati di sekitar areal tersebut.


Selain itu, yang terpenting menurutnya adalah bagaimana semua ini bisa mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat setempat. Sebab jika banyak hotel, maka sayur, buah, komoditi setempat seperti jagung, ubi, kentang akan banyak dibutuhkan untuk kepentingan wisata. Begitu juga lapangan pekerjaan, mulai dari karyawan, penjualan barang-barang kerajinan baik ulos, handicraft dan sebagainya.

Tahap pertama lanjut Jokowi, akan diselesaikan di daerah Tobasa. Berikutnya menyusul Humbahas yang dipersiapkan lahan 533 ha. Sehingga dikerjakan bersama, untuk mengundang wisatawan sebanyak mungkin.

Sementara, dalam kunjungan itu Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa semua akses dari satu lokasi ke lokasi lain akan disiapkan sesuai rencana. Untuk anggarannya pada 2020 mendatang bahkan sudah dialokasikan sebesar Rp2,4 triliun di kawasan Danau Toba. Porsinya sendiri, diatur berdasarkan seberapa luas pekerjaan, tergantung banyaknya destinasi. Sehingga tidak dibagi meurut jumlah kabupaten.

Sedangkan untuk Tobasa, termasuk Simalungun, ada pengembangan lokasi sekitar dermaga di Ajibata. Kemudian menjadikan Desa Sigapiton di bawah Toba Nomadic Escape di Sibisa, sebagai desa wisata.

Gubernur Edy Rahmayadi mengakui bahwa perintah Presiden kepada pemerintah provinsi adalah bagaimana untuk penyediaan lahan. Namun prinsipnya adalah dari bawah ke atas, atau melibatkan masyarakat.

Terkait koordinasi pembangunan yang terintegritas antar kabupaten se-kawasan Danau Toba, Edy menyebutkan setiap daerah punya perbedaan, namun tetap satu tujuan wisata. Dengan demikian katanya, akan banyak pilihan wisatawan.

Perjalanan dari bandara ke lokasi wisata, lanjut Gubernur, juga akan dibuat pengantar sebelum sampai ke destinasi. Untuk itu pula pihaknya akan mempersiapkan pembangunan pariwisata dengan prinsip terkoordinasi.

Presiden Jokowi dan rombongan juga ke Kabupaten Samosir dan meyakinkan bahwa program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) ini dapat di lihat akhir tahun depan. Khusus untuk Tano Ponggol yang disinggahi Presiden, juga dinilai sebagai pekerjaan besar. Sebab selain membangun jembatan baru yang lebih bagus, juga memperlebar dan memperdalam jalur air pemisah antara Pulau Samosir dengan Sumatera. Sehingga nantinya kapal dapat mengelilingi Danau Toba.


Selain itu, terkait lingkungan juga disinggung dalam kunjungan Presiden RI tersebut. Sebab isu pencemaran air Danau Toba sudah sejak lama menjadi polemik. Penyebabnya yakni limbah domestik dan keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA). Disampaikan Jokowi, saat ini sedang dilakukan pengujian terhadap kualitas air oleh ahli.

Pengujian itu, katanya, akan menghasilkan rekomendasi yang selanjutnya dicarikan solusi untuk itu. Namun jika tidak dapat, kemungkinan besar akan ditutup. Karena selain masalah itu, pemerintah juga akan menyiapkan bagaimana sumber daya manusia (SDM) yang harus sinkron dengan sekolah.

Selanjutnya, Jokowi bersama rombongan pun mengunjungi Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba di Sigulattti. Dari sana, Jokowi disuguhkan Kopi asal Samosir sekaligus melihat apa yang ditampilkan di dalam gedung informasi tersebut.

Senada dengan upaya tersebut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengakui jika dirinya pernah menggalakan penanaman pohon hutan di kawasan Danau Toba atau disebut Toba Go Green. Namun saat itu dirinya masih bertugas sebagai Pangdam I/BB. Kini program itu diharapkan dapat berlanjut setelah beberapa tahun setelahnya.


Berdasarkan itu pula, Pemprov Sumut terus gencar mengembangkan pariwisata, apalagi Danau Toba masuk menjadi destinasi super prioritas dari pemerintah pusat. Untuk itu, Sumut sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) pariwisata yang mampu mengembangkan potensi wisata di daerah ini.

Hal itu ditanggapi positif oleh Menpar RI Arif Yahya juga menegaskan hal yang sama, bahwa SDM pariwisata sangat dibutuhkan. Saat ini, dapat di katakan Sumut berada di track yang benar. Karena pariwisata adalah sektor yang terus menerus menunjukkan perkembangan yang baik. “Sektor yang banyak menyumbang devisa bagi negara, kalian harus bangga,” ujarnya.

Pengembangan kawasan Danau Toba pun menjadi harapan bagi kesejahteraan dan kemajuan Sumut. Investasi dan bantuan anggaran yang besar dari Pemerintah Pusat, bukanlah jaminan. Karena itu,  keseriusan dan kesungguhan semua pihak, termasuk masyarakat setempat menjadi keniscayaan untuk mewujudkan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Share:
Komentar

Berita Terkini