Dijelaskan Wiwiek, perekonoman di pasaran mencapai hingga 4,25 dan pasilitasnya hingga 5 persen secara nasional triwulan 1-3 akibat Covid 19 semakin mengkhawatirkan pada tahun 2020 sekisaran 0,9-1,9 %, ungkapnya.
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi turun tapi perekonomiannya membaik pada bulan Maret yang lalu sangat melemahnya perekonomian daya tukar pada bulan Juni 2020 masih ada kemungkinan membaik yang akan datang di Sumatera Utara dilihat perjalanan pada bulan April, Mei dan Juni.
Perekonomian di Sumatera Utara khususnya Medan pada bulan Juni 2020 alami deflasi kota Medan tetap lebih tinggi 4,30 % ( Inflasi Tahun Kalender Sumatera Utara ) Andil Inflasi bulan Juli, Agustus, September mungkin akan membaik itulah harapan Bank Indonesia secara nasional, sebut Wiwiek.
Kepada wartawan Wiwiek mengatakan akan meningkatkan kebijakan untuk kemajuan ekonomi artinya. “Semua kebijakan terus dilakukan kegiatan ekonomi sumatera Utara keseluruhan secara nasional teriwulan satu sampai berikutnya,” katanya.
Dijelaskannya terkait perkembangan uang elektronik sangat menurun disebabkan karena tidak adanya orang-orang yang bepergian, menurut Wiwiek terus mendorong upaya. Perkembangan ekonomi di Sumatera Utara baik pemasukan dan pengeluaran sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada. “Perkembangan pengeluaran Bantuan sosial Non-Tunai pada bulan Mei 2020 telah disalurkan,” ungkapnya.
Masih menurut Wiwiek, perkembangan dan peredaran uang palsu sudah pernah terjadi, tapi dalam hal itu Wiwiek tidak bersedia menyebutkan jumlah rupiahnya, karena dalam nilai tukar rupiah uang palsu tidak ada, hanya yang dapat disebutkan jumlah lembaran katanya menjawab pertanyaan wartawan.(BR/MSC)
