Bupati Karo Hadir Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH,MH menghadiri acara pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI) tahun 2020 yang dibuka langsung oleh presiden republik Indonesia Ir.Joko Widodo secara virtual di Hotel Adimulia, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Kamis (3/12/2020).

Turut hadir di antaranya Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, Kabinda Brigjen TNI Ruruh Setya Wibawa, Konjen Singapura Richard Grosse, Kepala OJK Regional V Sumbagut Yusuf Ansori, Kepala BPK Sumut Eydu Oktain Panjaitan, Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, Kepala BPODT Arie Prasetyo, Dirut Bank Sumut Budi Utomo serta para Bupati/Walikota dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Sumut.

Dalam hal kehadiran ini, Pemkab Karo tentunya selalu siap mengikuti arahan, baik dari Pemerintah Pusat dan Pemprovsu demi terwujudnya peningkatan ekonomi pasca pendemi Covid-19.

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengapresiasi motivasi Perwakilan BI Sumut dalam upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Sebab, himbauan untuk semua pihak saling bersinergi, sangat penting untuk dijalankan. Sehingga kerja bersama demi kesejahteraan masyarakat bisa dicapai dengan saling bergandengan tangan.

"Sinergi semua pihak dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa menjadi catatan penting, agar masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19 bisa dilalui bersama demi kesejahteraan masyarakat," kata Edi Rahmayadi.

"Saya ingin keutuhan kita ini jelas, karena Covid-19 yang menerpa bangsa kita khususnya Sumut, dampaknya adalah perekonomian,” lanjut Edy Rahmayadi..

Gubernur Sumut kemudian menuturkan, "fokus utama saat ini selain penanggulangan kesehatan adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi. Dimana optimisme muncul seiring menurunnya angka terpapar Covid-19 yang pada pertengahan tahun 2020 mencapai 260-290 orang perhari menjadi 60-80 perhari".

“Yang saya khawatirkan adalah keresahan masyarakat yang menimbulkan gejolak sosial. Tetapi saya tidak bicara ideologi, karena fokus kita hari ini ke pertumbuhan ekonomi yang pengendaliannya (komando) adalah Bank Indonesia, yang harus kita dukung sesuai tugas kita masing-masing,” sebut Edy Rahmayadi.

Edy pun berharap semua pihak saling memahami sulitnya kondisi bangsa saat ini. Karena itu penguatan persatuan harus diutamakan, dengan mengenyampingkan ego sektoral. Sebab, kata sinergi memiliki makna dan implikasi terhadap upaya membangkitkan perekonomian.

“Kita serahkan kepada ahlinya, tetapi kita menyambut, membantu, mendorong sesuai porsi kita. Semoga Tuhan memberikan kemudahan untuk kita semua. Tuhan akan memberikan kemudahan ini apabila kita sudah bersinergi, meminta, memohon dan berusaha untuk kesejahteraan rakyat kita semua,” harap Edy.

Maka Edy Rahmayadi, berpesan kepada seluruh Bupati dan Walikota se Sumut, untuk terus mendukung yang menjadi proritas pemerintah pusat, guna peningkatan ekonomi masyarakat.

Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat menjelaskan bahwa secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi melambat dari tahun sebelumnya. Hai ini akibat penurunan permintaan konsumsi, seiring turunnya pendapatan masyarakat di masa pandemi Covid-19.

“Sementara ketidakpastian ekonomi menyurutkan niat pelaku usaha untuk berinvestasi dan lebih bersikap wait and see. Pelambatan juga terjadi pada investasi pemerintah, dengan relokasi belanja modal ke dana penanganan Covid-19," kata Wiwiek.

Disampaikan Wiwiek, "dari sektor usaha transportasi, akomodasi dan makan minum, perdagangan mengalami dampak besar dengan penurunan masing-masing 17,87%, 14,54% dan 3,76% dari tahun sebelumnya (yoy). Sementara lemahnya permintaan, menahan sektor industri Pengolahan sebesar 1,47% (menurun)".

“Laju perekonomian ditopang oleh sektor pertanian. Dengan stabilnya permintaan bahan makanan sabagai kebutuhan pokok (naik 1,12%),” kata Wiwiek.

"Adapun pelambatan pertumbuhan ekonomi saat ini, menjadikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut aktif melaksanakan berbagai program sesuai kerangka 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif," kata Wiwiek menambahkan.

Wiwiek melanjutkan bahwa,“di bidang sistem pembayaran, kami juga terus mendorong perluasan elektronifikasi (sistem non tunai)".

"Perkembangan elektronifikasi transaksi pemerintah dan sektor transportasi terus mengalami kemajuan positif. Mayoritas komponen belanja sudah terelektronifikasi. Sejalan dengan itu, pengendalian kesehatan di masa pandemi semakin baik, diikuti penegakan disiplin protokol kesehatan agar perekonomian bisa kembali bangkit,” jelasnya.

Sebagai rekomendasi dari pertemuan tahunan, Wiwiek menegaskan bahwa penanganan Covid-19 yang efektif menjadi kunci akselerasi pemulihan ekonomi ke depan. Langkahnya adalah,"pertama penyediaan vaksin bagi kelompok rentan, sekaligus mempersiapkan sarana kesehatan yang lebih baik".

“Kedua, menjaga proses transisi pemulihan ekonomi seperti sektor prioritas aman dan produktif dengan risiko penularan rendah tetapi memiliki daya dukung potensi ekspor yang tinggi. Sesuai hasil asesmen yang kami lakukan, kami melihat 10 sub sektor yang dapat diprioritaskan pengembangannya di Sumut, antara lain tanaman pangan, perkebunan, peternakan, jasa keuangan dan asuransi, industri makanan dan minuman, konstruksi, perdagangan, hortikultura, kehutanan serta perikanan,” sebut Wiwiek.

Menurut Wiwiek, hal tersebut diketahui, karena ada tiga indikator yang di gunakan BI dalam mengukur laju pertumbuhan ekonomi Sumut.

"Indikator pertama, tingkat kesuksesan vaksinasi dan penanganan covid 19 di tahun 2021. Kedua, penerapan front loading oleh Pemprovsu. Ketiganya, tingkat pertumbuhan UMKM," jelasnya.

Wiwiek juga berharap, kepada Bank yang berada di Sumut, untuk dapat mempermudah pelayanan terhadap UMKM, termasuk dalam hal pencairan pendanaan.

Selain itu, lanjutnya, tiga sektor utama yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan juga memiliki daya serap tenaga kerja yang sangat besar. Langkah ini yang dinilai dapat membantu menghadapi tantangan di masa pandemi seperti peningkatan kasus Covid-19, rendahnya kemandirian fiskal dan rendahnya daya tahan UMKM dikarenakan berbagai sebab".

Untuk itu Wiwiek berharap, kegiatan ini dapat menjalin sinergitas antara seluruh stakeholder Sumut, agar ketiga indikator tersebut dapat tercapai, hingga membuat terbangunnya ekonomi yang kondusif di tengah pandemi covid 19 ini.

Usai acara, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat saling bertukar cendera mata, sekaligus juga sebagai tanda perpisahan, mengingat Wiwiek akan pindah tugas ke Jakarta. Selain itu, BI juga memberikan penghargaan kepada Mitra Strategis 2020, dari pemerintah, swasta dan perorangan. (SKR/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini