Awasi Ketat Perbaikan Jalan Bukti Keseriusan Bobby Nasution Atasi Masalah

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Pembenahan infrastuktur, terutama jalan menajdi prioritas utama Wali Kota Medan Bobby Nasution. Orang nomor satu di Pemko Medan itu tidak ingin ibukota Provinsi Sumatera Utara ini kembali mendapat  julukan sebagai kota sejuta lubang  akibat kondisi jalannya banyak yang rusak  pada sekitar tahun 2017 lalu. 

Oleh karenanya Bobby Nasution ingin  seluruh jalan rusak saat ini yang menjadi wewenang Pemko Medan sebanyak 5%  harus dpat dituntaskan dalam waktu 2 tahun.

Meski  target penyelesaian perbaikan jalan yang dilakukan relatif sangat cepat, tapi Bobby Nasution tidak ingin pengerjaan yang dilakukan asal-asalan. Ia ingin jalan yang dihasilkan nanti benar-benar berkualitas, sehingga dapat dipergunakan dalam waktu cukup lama. 

Selain memberikan keamanan dan kenyamanan bagi warga yang melintasinya, keberadaan jalan yang bagus juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi warga. Oleh karenanya Bobby Nasution akan melakukan pengawasan secara ketat sehingga jalan rusak yang selesai diperbaiki benar-benar berkualitas dan tahan lama.

Selain melakukan pengawasan secara ketat, Bobby Nasution juga telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan untuk menggunakan e-Katalog dalam pelaksanaan pelelangan perbaikan jalan.  Pemakaian e-Katalog ini diharapkan kapasitas pengerjaannya tidak hanya memperhatikan kecepatan tetapi juga kualitas dan ketepatan pengerjaannya, serta yang akan mengerjakan perbaikan infrastruktur tersebut hanya perusahaan yang terdaftar dalam e-Katalog.

Langkah ini dilakukan Bobby Nasution sebagai upaya mencegah munculnya  pemborong atau kontraktor dadakan untuk melakukan pengerjaan infrastruktur. “Kita tidak mau ada lagi seperti anak-anak SMA yang punya sejumlah uang dan berkumpul, sumsuman Rp 20 juta, terkumpul Rp 200 juta bisa mengerjakan proyek di Kota Medan. Itu yang kita hindari dengan pemakaian e-kalaog ini,” tegas Bobby Nasution baru-baru ini.

Dengan pemakaian e-katalog, kata Bobby Nasution, perusahaan yang terdaftar di e-Katalog itu nantinya  yang akan mengerjakan proyek perbaikan jalan di Kota Medan. “Jadi kualitas dan ketepatan waktu itu yang kita kejar, sehingga pengerjaan perbaikan infrastruktur dapat berjalan dengan memperhatikan kualitas bukan hanya kuantitas,” tegasnya.

Selain pengaspalan,  Bobby Nasution ingin perbaikan jalan rusak juga dilakukan dengan pembetonan. Kinginan Bobby Nasution langsung disikapi Dinas PU, tahun ini, ada 6 titik jalan rusak  yang perbaikannya dilakukan dengan pembetonan yakni Jalan Bakti Abri, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan; Jalan Kapten Muslim, Kecamatan Medan Helvetia; Jalan Pancing 1, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan; Jalan Islamic Center, Kecamatan Medan Labuhan;  Jalan Garuda, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai dan Jalan Veteran, Kecamatan Medan Kota.

Langkah ketat yang dilakukan Bobby Nasution agar perbaikan infrastruktur berkualitas didukung penuh Fredick Broven Ekayanta, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).  Ia menilai, upaya yang dilakukan Bobby Nasution merupakan tindakan yang sangat tepat dan bagus. Sebab, jalan merupakan hal yang krusial bagi masyarakat sebagai arus mobilitas serta jalur perpindahan barang dan jasa.

“Bagi Kota Medan yang merupakan kota padat penduduk, sangat penting untuk memiliki jalan yang baik. Masalah jalan ini kalau tidak diselesaikan pasti akan menimbulkan masalah sosial di masyarakat, seperti banjir dan kemacetan. Ini juga akan menyebabkan mahalnya biaya distribusi yang bisa mengakibatkan inflasi di masyarakat.  Jadi keberadaan jalan sangat penting untuk menopang kehidupan masyarakat,” ungkap Fredick.

Selanjutnya, Fredick mengungkapkan, pilihan Bobby Nasution untuk melakukan pembetonan dari pada pengaspalan untuk perbaikan jalan rusak merupakan pilihan yang rasional. Sebab,  berkaitan dengan efisiensi untuk jangka panjang.  Diungkapkannya, dari sisi ekonomi dan kebermanfaatan kepada masyarakat, pembetonan merupakan langkah yang tepat meskipun membutuhkan anggaran yang lebih besar.

“Pembetonan jalan memang lebih bagus dibanding pengaspalan, namun itu membutuhkan biaya yang besar. Tapi dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya yang diaspal terus enggak lama rusak lagi, pilihan membeton jalan ini adalah pilihan yang rasional. Meskipun mahal di awal, namun in the long term jauh lebih efektif dan efisien dibanding dilakukan pengaspalan,” ujarnya.

Kemudian Fredick menilai, langkah yang dilakukan Bobby Nasution menunjukkan keseriusannya dalam menyelesaikan salah satu permasalahan masyarakat di Kota Medan. Sebab, selama ini persoalan jalan rusak merupakan salah satu masalah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Pengawasan ketat yang dilakukan Bobby Nasution atas perbaikan infrastruktur menunjukkan kepedulian dan keseriusannya untuk menyelesaikan permasalahan di tebngah masyarakat,”  paparnya.

Penerapan e-Katalog dalam perbaikan infrastruktur, jelas Fredick, juga sudah sangat tepat. Penerapan sistem e-Katalog jika ditinjau dari sisi tata kelola pemerintahan sudah lebih baik dibanding dengan menerapkan sistem lelang tender. Sebab, sistem ini jauh lebih transparan dan akuntabilitasnya lebih jelas. Fredick berharap, penerapan sistem e-katalog ini diharapkan dapat membersihkan mafia-mafia proyek yang selama ini ada.

“Penerapan sistem e-katalog ini sangat positif dibandingkan sistem lelang tender. Sistem ini lebih dapat dipertanggungjawabkan. Hal itulah yang sebenarnya dibutuhkan. Kalau pakai sistem lelang tender pasti ada kontraktor-kontraktor dadakan, entah itu buatan, pesanan atau boneka. Dari yang enggak pernah muncul, ini tiba-tiba muncul,” paparnya.

Sementara itu Mickhael Rajagukguk, salah seorang warga Kelurahan Tegal Sari I, Kecamatan Medan Area sangat bangga dan mendukung Bobby Nasution yang ingin perbaikan sejumlah jalan di Kota Medan dilakukan dengan pembetonan.

 “Dari segi kualitas, pembetonan adalah pilihan yang tepat. Beton ini yang pasti lebih kuat dan tahan lama dibanding dengan aspal yang mudah terkikis,” papar Mickhael.

Berdasarkan pengalamannya dengan jalan yang rusak,  Mickhael mengaku,ban sepeda motornya sering bocor saat melintasi jalan rusak tersebut. Oleh karenanya ia sangat  berharap agar perbaikan jalan rusak segera diperbaiki, sehingga persoalan ban sering bocor tidak lagi dialaminya.(LRD/MSC)


Share:
Komentar

Berita Terkini