Manfaatkan Hasil Riset Dosen, USU Perlu Akses Knowledge & Technopark

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIADELEKTIF.COM - Berkaitan dengan upaya pengembangan budaya Ekonomi Berbasis Pengetahuan (knowledge based economy), Universitas Sumatera Utara (USU)  memerlukan akses dalam mewujudkan knowledge and technopark yang memanfaatkan pengetahuan, pendidikan maupun hasil riset dosen. 

Demikian Manager Umum Pusat Konsultasi dan Layanan Mata Tiruan USU terdiri dari Manager Umum Drg Putri Welda Utami Ritonga MDSc Sp Pros(K) kepada wartawan, kemarin.

Menurutnya, penyelenggarakan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus  (PPUPIK) USU berpeluang memperoleh pendapatan dan membantu menciptakan wirausaha baru. Hasil riset dosen USU yang merupakan inovasi baru dan mempunyai nilai ekonomis serta mendapat perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) seperti hak cipta atau paten serta merupakan aset yang sangat berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan institusi. 

"Sebagai salah satu program studi yang ada di USU, Prodi PPDGS Prostodonsia FKG USU juga ingin ikut serta dalam upaya pengembangan budaya ekonomi berbasis pengetahuan untuk menciptakan wirausaha baru yang sesuai dengan visi dan Misi Prodi PPDGS Prostodonsia FKG USU.

Pembuatan mata tiruan merupakan salah satu kompetensi seorang dokter gigi spesialis prostodonsia, karena seorang prostodontis bukan hanya menangani masalah gigi tiruan tetapi menyangkut rehabilitasi maksilofasial yaitu pembuatan mata tiruan, telinga tiruan, hidung tiruan, feeding plate dan obturator. Pada prinsipnya prosedur pembuatan mata tiruan memiliki kesamaan dengan pembuatan gigi tiruan.

Prosedur awal dimulai dengan pencetakan soket mata menggunakan bahan cetak dengan daya alir tinggi dan sendok cetak khusus, kemudian diikuti dengan uji coba pola malam, pencetakan kedua, uji coba sklera, penentuan iris dan pupil, pewarnaan yang disesuaikan dengan warna mata asli pasien sehingga mata tiruan yang nantinya akan dipasang sesuai dengan kondisi soket mata dan mata asli pasien. 

Masalah yang dihadapi, ungkapnya, pasien pasca pembedahan mata, selama ini belum menemukan satu tempat layanan yang mampu memfasilitasi kesinergian antara dokter spesialis mata dan dokter gigi spesialis prostodonsia.

Sehingga, lanjutnya, jika pasien menerima saran dari dokter mata di rumah sakit mata atau klinik mata tentang perawatan pasca pembedahan dengan pembuatan mata tiruan, dan pasien harus pergi mencari dokter gigi spesialis prostodonsia lagi, hal tersebut kurang efisien dari segi waktu dan biaya, karena pasien-pasien tersebut tidak hanya datang dari kawasan Kota Medan, tetapi juga daerah sekitarnya. 

"Jika sudah ada satu tempat yang langsung melayani dari konsultasi sampai pembuatan mata tiruan, hal tersebut pasti lebih memudahkan pasien. Konsultasi dilakukan dengan dokter spesialis mata, tetapi dalam masa pandemi ini konsultasi dilakukan secara online. Kemudian pembuatan mata tiruan dilakukan dibawah supervisor dokter gigi spesialis prostodonsia," jelasnya.

Pusat Konsultasi dan Layanan Mata Tiruan ini meliputi konsultasi mata tiruan (Concultancy Center), layanan mata tiruan (Production Center), dan pelatihan pembuatan mata tiruan (Training Center) yang sudah terbentuk sejak tahun lalu. 

Di Indonesia terdapat enam program Studi Pendidikan Program Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, yaitu di Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Hasanuddin. Belum terdapat satu Pusat Konsultasi dan Layanan Mata Tiruan di 5 universitas lainnya, dan baru akan ada di Universitas Sumatera Utara, dan satu-satunya di Indonesia, sehingga bisa dipastikan belum memiliki kompetitor. Adapun struktur organisasi Manajer Drg Putri Welda Utami Ritonga MDSc Sp Pros(K), Manager Produksi Prof Haslinda Z Tamin drg MKes Sp Pros(K), Manager Administrasi dan Keuangan Drg Veronica Angelia MDSc Sp Pros, dan Manager Pemasaran dr Aryani Atiyatul Amra MKed(Oph) Sp M(K). (Ir/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini