Bupati Samosir: Ulos Sebagai Legacy Bernilai Tinggi

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM– Bupati Samosir ,Vandiko T. Gultom meminta seluruh masyarakat Batak agar tetap melestarikan ulos sebagai Legacy yang bernilai tinggi dan harus dijaga kelestariannya.

Hal disampaikan Bupati Samosir melalui Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Budpora) Kabupaten Samosir Waston Simbolon ketika membuka kegiatan Pemberdayaan Pengrajin Ulos di Kawasan Danau Toba.

Acara yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Wilayah Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir di Huta Sitohang, Desa Lumbansuhi Totuan Pangururan, yang dimulai Selasa (14/10/2021), Samosir.

“Warga yang tinggal di Kawasan Danau Toba, sudah menjadi kewajiban kita menjaga serta melestarikan kekayaan warisan budaya para leluhur kita,” ucapnya.

Lanjut dia dengan meminta setiap orang Batak untuk tidak membiarkan warisan budaya Batak tidak hilang dan tergerus ditengah era modernisasi dan teknologi tinggi.

“Kebudayaan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki ribuan warisan budaya yang kaya akan seni dan dikagumi banyak bangsa, dan sebagai ahli waris kita harus menyadari bahwa kebudayaan adalah harta yang tidak tergantikan,” pungkasnya.

Di acara terdebut, para pengrajin di Kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata super prioritas dan Toba Caldera diberikan pelatihan khusus proses pewarnaan alami, manirat dan menenun ulos.

Kegiatan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Wilayah Aceh dan Sumut yang bekerjasama dengan Pemkab Samosir ini dilakukan sebagai upaya pengembangan, pengelolaan maupun pelestarian keragaman budaya lokal khususnya ulos sebagai warisan budaya batak dalam pemajuan kebudayaan Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Peneliti Madya BPNB Aceh dan Sumut, Essi Hermaliza, M.Pd pada sambutannya ditengah pengunjung dan pengrajin tonun ulos.

“Dengan kegiatan ini, kita harapkan para pengrajin komunitas partonun menjadi pelaku ekonomi kreatif di kawasan Danau Toba khususnya di Samosir,” ungkap Essi Hermaliza.

Dia juga meminta para pegiat dan pemerhati budaya khususnya generasi muda menjadi pebisnis tenun ulos yang bernilai ekonomi.

“Sehingga dapat menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan para penenun dengan profesi nya ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat komunitas pengrajin ulos.

Selanjutnya, Kurator Kegiatan Pemberdayaan Pengrajin di Kawasan Danau Toba, Tetti Naibaho, S.Sos menyatakan bahwa kegiatan pemberdayaan pengrajin di Samosir ini dilakukan berbagai kegiatan selama 6 hari yaitu workshop dengan telisik pewarnaan alami dan manirat ulos dari tanggal 11-16 Oktober 2021.

“Dengan peserta 50 orang partonun yang berasal dari Kabupaten Toba, Humbahas, Tapanuli Utara dan Samosir,” imbuhnya.

Lalu ada Gala Tenun dengan menenun Ulos Mangiring dengan peserta 4 Kabupaten, Pemeran dan Edukasi Ulos dari masa ke masa tanggal 29-30 Oktober 2021 di ruang pameran TB Silalahi Center di Kabupaten Toba serta kompetisi desain dan fashion busana motif ulos diikuti desainer lokal dari 4 kabupaten dilaksanakan 30 Oktober 2021 di Geosite Huta Ginjang Kabupaten Tapanuli Utara.

“Kita berharap kegiatan ini juga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk turut aktif melestarikan, mengelola, mengembangkan dan memanfaatkan tenun dan ulos sebagai warisan budaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. (HTS/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini