Cerita Perjuangan Khairunnisa, Dari Penjual Es Teh Hingga Jadi CPNS

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Di balik satu nama yang muncul di pengumuman CPNS, ada cerita panjang penuh perjuangan, air mata, dan doa yang tak pernah putus. Anak itu bernama Khairunnisa (24) yang sering disapa Nisa.

Anak kedua dari empat bersaudara, yang tumbuh besar di keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang salesman dan kurir obat-obatan di apotek. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang juga menjahit tas bedcover dan memasak untuk katering aqiqah. 

Sejak kecil, ia sudah paham arti tanggung jawab. Di usia 10 tahun, ia mulai mengajar les privat anak-anak tetangga dan mengaji untuk membantu kebutuhan sekolah. 

Saat teman-teman seusianya bisa fokus belajar tanpa beban, ia harus menghadapi kenyataan sering tertahan ikut ujian karena belum membayar uang sekolah.

Tapi ia tak menyerah. Ia belajar dengan sungguh-sungguh dan menjadi juara umum saat lulus SMP. Ia pun melanjutkan sekolah di SMA unggulan CT ARSA Foundation Deli Serdang dengan beasiswa penuh, termasuk biaya asrama dan kebutuhan hidup sehari-hari. 

“Kalau bukan karena beasiswa, mungkin saya sudah berhenti sekolah sejak SMP,” ujarnya mengenang. 

Perjuangannya berlanjut saat kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Lagi-lagi, beasiswa menjadi penyelamatnya. Setelah lulus, ia sempat bekerja di beberapa tempat, namun dua kali terkena PHK dalam waktu singkat. Kondisi itu mengguncang semangatnya, tapi tidak pernah mematahkan tekadnya.

Sambil menganggur, ia memutuskan mendaftar CPNS. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja sebagai penjaga kios es teh. Tak sedikit orang yang memandangnya dengan sebelah mata.

“Sering ditanya, ‘Kok sarjana jualan es teh?’ Saya cuma bisa senyum. Mereka tidak tahu kalau saya sedang memperjuangkan masa depan yang lebih baik lagi,” katanya. 

Di sela waktu bekerja, ia belajar. Tidak ikut bimbel, hanya belajar mandiri dari buku dan video YouTube. Saat SKD diumumkan, ia berada di peringkat dua. Ia lanjut ke SKB, tahap paling krusial. Akhirnya, perjuangan itu terbayar lunas. 

Namanya tercantum sebagai salah satu CPNS Kementerian Agama RI untuk formasi Pranata Humas Ahli Pertama.

“Saya buka pengumuman di tempat kerja, langsung cari nama pakai nomor peserta. Begitu lihat hasilnya, saya nangis. Saya langsung video call orang tua. Ekspresinya sama, kami semua terharu banget karena ini adalah tes CPNS pertama saya. Alhamdulillah,” tuturnya. 

Tidak ada alasan spesifik mengapa Nisa memilih Kementerian Agama sebagai instansi tempatnya melamar CPNS. Namun lebih dari itu, ia percaya bahwa jalan ini adalah bagian dari takdir yang telah Allah siapkan untuknya. 

Ia meyakini firman Allah dalam QS Ghafir ayat 60:"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

"Dan juga QS Al-Ankabut ayat 69:"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."

Kini, ia berharap keberhasilannya bisa menjadi titik balik untuk keluarganya yang selama ini hidup dalam keterbatasan. 

Ia ingin membalas semua pengorbanan orang tua dan memberi masa depan lebih baik bagi adik-adiknya.

“Kelulusan ini bukan hanya milik saya. Ini untuk orang tua saya, untuk keluarga saya, dan untuk semua yang pernah diremehkan karena hidupnya serba kekurangan,” katanya sambil tersenyum. 

Ia tahu, perjuangan belum selesai. Justru ini baru dimulai. 

Karena setelah semua air mata, usaha, dan doa, masih banyak jalan panjang yang harus ditempuh. Ia melangkah dengan keyakinan, bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. 

Setiap jerih payah akan menemukan jalannya masing-masing, pada waktu terbaik yang telah ditentukan-Nya. 

Kelulusan ini bukan garis akhir. Ini adalah langkah pertama dari perjuangan yang lebih besar.(Rel/MSC)

Share:


Komentar

Berita Terkini